Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Wina dan Istanbul Bertemu di Sarajevo

15 November 2018   16:06 Diperbarui: 16 November 2018   02:47 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapi di tengah jalan .. hush hush (dokumentasi pribadi)

"Wina dan Istanbul Bertemu di Sarajevo". Setidaknya itu yang disampaikan pemilik hotel keluarga, yang kami tempati di Sarajevo. Ia menyebutkan nama Mudzeliti veliki (nama yang sulit dicerna, untungnya ia tunjukkan dalam peta), di mana bila kita menghadap Barat kita melihat Wina dan menghadap Timur kita melihat Istanbul. Salah satu tempat menarik, yang kemudian kami masukkan dalam daftar kunjung kami.

Tapi pertama-tama kami menikmati Sarajevo dari atas. Kebetulan hotel keluarga yang kami tempati letaknya tepat di atas kota tua Sarajevo.

Hotel dengan makan pagi paling enak selama kami di Bosnia Herzegovina ini, hanya membutuhkan sekitar 15 menit jalan kaki menuju kota tuanya. Dari atas terlihat banyak menara mesjid bermunculan, Sarajevo, ibukota Bosnia Herzegovina ini, memiliki kurang lebih 200 mesjid, padahal penduduknya kurang dari 300 ribu orang dan hampir 80% penduduknya adalah muslim.

Untuk paspor Indonesia, biasanya masuk Bosnia Herzegovina membutuhkan visa, tapi bila kita memegang visa Schengen, dapat masuk ke Bosnia bebas.

Hanya saja, baiknya memang membawa print-out tentang pembebasan visa untuk pemegang paspor Indonesia dengan visa Schengen ini. Tidak semua pegawai imigrasi tahu tentang ini, jadi tidak heran bila pegawai imigrasi, ada yang mengatakan hanya boleh 14 hari, ada juga yang mengatakan 8 hari.

Sedikit sejarah Bosnia Herzegovina

Sarajevo memang memiliki sejarah panjang penjajahan, mulai dari bangsa Slavia, dinasti Ottoman, Austria-Hungaria, Yugoslavia. Pemicu perang dunia satu pun terjadinya di kota ini, saat Raja Austria Franz Ferdinand ditembak di jembatan Latin Sarajevo.

Walaupun begitu, sejak berabad-abad Muslim dan Kristen hidup damai berdampingan di Sarajevo. Masjid Gazi-Husrev-Beg di kota tuanya, letaknya tidak jauh dari Gereja Ortodoks dan bahkan tidak jauh juga dari Sinagoge.

Tidak heran pemilik hotel keluarga yang kami tempati, ketika mendengar bahwa kami juga muslim, dengan berapi-api menumpahkan kekecewaannya akan pengrusakan kedamaian Islam oleh para radikal dan teroris agama.

Ada saja yang tidak tahu bahwa Bosnia Herzegovina sudah aman dari perang sejak November 1995. Sebetulnya secara internasional, Bosnia sudah merdeka sejak tahun 1992 tapi Serbia tidak mau menerima ini, sehingga dari tahun 1992--1995 perang pun tidak bisa dihindari.

Negara asal Yugoslavia sekarang terpecah menjadi 6 negara, yakni Kroasia, Slovenia, Makedonia, Bosnia Herzegovina, Montenegro, Serbia (dan Kosovo masih dalam konflik, belum jelas).

Ibukota Bosnia Herzegovina adalah Sarajevo. Sarajevo terletak dalam lembah berbentuk mangkuk, sehingga saat perang dari tahun 1992 -- 1995 penduduk Sarajevo menjadi sasaran para penembak jitu, yang menembaki secara random dari atas.

Sekarang Sarajevo sudah aman, hanya sedikit sisa-sisa kekejaman perang terlihat. Keramahan penduduknya serta keunikan kota tuanya menjadi daya tarik turis mancanegara.

Yang Menarik di Kota tua Sarajevo

Yang pertama kami lewati adalah Jembatan Latin Sarajevo. Saat memotret jembatan ini, saya bukan satu-satunya turis, turis dari Cina Tiongkok, dari Eropa ramai memenuhi jembatan, kadang harus menunggu lama bila ingin memotret jembatan saja tanpa turis.

Apalagi jembatan itu juga menjadi jembatan biasa yang digunakan penduduk setempat, harus sabar menanti sampai jembatan sepi.

Jembatan Latin (dokumentasi pribadi)
Jembatan Latin (dokumentasi pribadi)
Dari sana kami menuju salah satu masjid tertua dan terbesar di Sarajevo yakni Mesjid Gazi-Husrev-Beg. Mesjid ini dibangun tahun 1530/31 oleh Gazi Husrev-beg pemimpin Bosnia di zaman dinasti Ottoman.

Gazi Husrev-beg juga tahun 1537 membuat madrasah, rumah sakit, menara jam di dekat mesjidnya. Semuanya masih berdiri tegak dan indah di tengah kota tuanya.

Saat masuk ke dalam masjid, interior masjid mengingatkan saya akan Masjid Sultan Mehmet di Istanbul tapi dalam format yang lebih kecil.

Lalu kami menuju ke Mudzeliti veliki, ternyata betul saja, jalan itu seperti membelah Wina yang sangat okziden dan Istanbul yang sangat orientalis.

Gazi-Husrev-Beg Sarajevo (dokumentasi pribadi)
Gazi-Husrev-Beg Sarajevo (dokumentasi pribadi)
Sangat lucu, seperti berada di dua tempat dalam sekejap, menengok kiri Istanbul dan kanan Wina. Dan tentu saja memberikan saya kejelasan bahwa perbedaan etnik dan agama, tidak menghalangi kita untuk hidup damai berdampingan sekarang maupun sejak dulu kala. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Kesombongan beragama atau pun etnik tidak pernah membawa kebaikan.

Landmark terkenal kota Sarajevo yakni sumur air di Old Bazar Bascarsija, namanya Sebilj Brunnen dan masjid Dzamija Havadje Durak adalah tujuan kami selanjutnya.

Kami selalu memulai kunjungan pagi sekali, dan saat sampai di sana, matahari sangat cerah menerangi Sebilj Brunnen, sumur air ini. 

Apalagi, sekarang ada banyak merpati di sana sehingga membuat suasana pagi menjadi lebih indah. Saya betah duduk berlama-lama di sana, menikmati matahari pagi dan suasana yang ada.

Sebilj Brunnen (dokumentasi pribadi)
Sebilj Brunnen (dokumentasi pribadi)
Makanan Tradisional di Bosnia Herzegovina

Makanan tradisional di Bosnia Herzegovina mirip makanan Turki, seperti Cevapi, Burek dan Baklava. Tidak sulit mencari makanan halal di sini. Namun, karena pilihan di restoran banyaknya daging, di akhir perjalanan saya sempat rindu salat dan sayuran.

Dari Sarajevo ke Mostar

Sapi di tengah jalan .. hush hush (dokumentasi pribadi)
Sapi di tengah jalan .. hush hush (dokumentasi pribadi)
Bila sudah di Sarajevo, sangat dianjurkan terus ke Mostar, kurang lebih 130 km jauhnya dari Sarajevo, 2 jam perjalanan mobil. Baiknya memang menyewa mobil rental supaya mobilitas mudah tapi bis baik dari Sarajevo maupun dari Dubrovnik, Kroasia juga ada.

Sewa mobil di Bosnia tidak sulit dan tidak mahal. Mata uang Bosnia adalah KM atau konvertierte Mark. Sama dengan Deutsche Mark dulu, nilainya pun sama dengan DM, hampir setengahnya Euro.

Hati-hati sapi! (dokumentasi pribadi)
Hati-hati sapi! (dokumentasi pribadi)
Lalu lintas di Bosnia cukup nyaman, tanpa macet dan jalan-jalan yang kami lewati sangat baik. Di jalanan Bosnia, sapi-sapi hidup bebas tanpa gembala, jadi tidak heran bila lambang lalu lintas hati-hati sapi akan banyak ditemukan.

Sungguh lucu melihat sapi-sapi kadang bengong di tengah jalan menghalangi mobil lewat, maka sabar menanti sampai sapi menyingkir sendiri hehehe.

Stari Most Jembatan Tua Mostar (dokumentasi pribadi)
Stari Most Jembatan Tua Mostar (dokumentasi pribadi)
Mostar sangat terkenal dengan jembatan peninggalan dinasti Ottomannya. Jembatan dengan bentuk unik, karena seperti tangga dan sangat tinggi dari air, berdiri megah di atas sungai Neretva.

Jembatan ini juga masuk Warisan Budaya UNESCO sejak tahun 2005. Jembatan ini menjadi penghubung antara Kristen di Barat dan Muslim di Timur. Sejak dulu, jembatan ini adalah penghubung kehidupan damai dan harmonis antar agama di Mostar.

Memotret jembatan tanpa turis di jembatan ini sangat tidak mungkin. Turis dari beragam mancanegara dengan beragama bahasa meramaikan desak-desakan jalan kecil menuju jembatan. Para selfier kiri kanan depan belakang membuat kita harus tetap saling waspada.

Turis di Mostar (dokumentasi pribadi)
Turis di Mostar (dokumentasi pribadi)
Atraksi menarik lain adalah adanya penerjun dari atas jembatan. Sayangnya, saat kami di sana hanya ada satu saja penerjun. Saya tidak tahu apa yang memicu mereka terjun, apa karena ada turis yang mau memodali. Tidak ada yang tahu.

Hal lain yang menarik dekat Mostar adalah Blagaj Tekija atau tempat tarikatnya para sufi dulu. Tempatnya ternyata cantik sekali di sumber air kota Mostar dan sekitarnya.

Blagaj Tekija tempat tarekat para sufi (dokumentasi pribadi)
Blagaj Tekija tempat tarekat para sufi (dokumentasi pribadi)
Itu dulu ya, oleh-oleh saya dari Bosnia Herzegovina, mengunjungi Bosnia Herzegovina mengingatkan saya untuk menghargai perbedaan dan hidup damai dengan berbagai etnik dan agama. Tetaplah berhati damai. (ACJP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun