Berbeda dengan di negara kita, plang kecepatan lebih seperti hiasan jalan. Di Maroko, jangan coba-coba melanggar kecepatan, lho ... karena di jalan tol ada kamera pendeteksi kecepatan dan di luar jalan tol, banyak sekali Polisi Lalu Lintas Maroko yang berjaga-jaga.
Polantas Maroko luar biasa rajin menilang dan ada di mana-mana. Bahkan di bawah terik matahari di atas 32C pun, mereka setia memeriksa dan bahkan siap dengan perangkat pendeteksi kecepatan!! Sisi positifnya tentu saja suasana perjalanan jadi tenang, karena tidak ada kebut-kebutan.
Kami sialnya 2 kali kena tilang, karena plang 60 Km/jam tidak terlihat, mahal lho dendanya 300 MAD atau kurang lebih 30 Euro, bisa jadi 6 porsi tajine atau couscous itu. Dan jarang sekali angkutan umum antar kota (karena itu gak ada macet), sehingga tidak heran banyak sekali orang di pinggir jalan, duduk nunggu angkutan umum lewat atau mau ikut numpang.Â
Sayangnya, memang sistem navigasi kami di Jerman tidak mencakup Maroko, tapi untunglah dengan Google Maps, masalah sistem navigasi di Maroko bisa diatasi. Artinya tentu saja kami harus membeli simcard Maroko plus internet. Kami memilih Orange seharga 70 MAD. Bisa diandalkan untuk 8 hari di Maroko, hampir tidak pernah kehilangan sinyal.
Pemandangan alam
Adzan bisa kami dengar di mana-mana, shalat bisa dilakukan di mana saja karena masjid tersebar di seluruh negeri. Memilih makanan halal pun tidak perlu repot. Dan senyum dan lambaian tangan penduduk lokal terutama di pelosok Maroko demikian menghangatkan, hampir terasa seperti pulang ke Tanah Air.Â
Walaupun untuk komunikasi, terutama di pelosok Maroko seringkali hanya dengan mimik dan tangan, kami tidak bisa berbahasa Arab ataupun Perancis dan orang Maroko tidak bisa berbahasa Inggris atau Jerman. Tapi ucapan salam dan penjelasan muslim, sontak mengaitkan mata dan hati. Cukuplah.Â
Uniknya para gembala dengan pakaian tradisionalnya, djellaba, sekilas topinya mengingatkan ke topi tukang sihir, karena kuncup ujungnya. Bahkan kami pernah mendengar gembala ini sambil menyanyi lho .... di tengah hamparan padang tandus dan kambingnya, membuat kami pun tersenyum simpul. Bahagia itu tidak sulit dan mudah. Selamat berpuasa, ya ... cerita Maroko lainnya menyusul. Salam. (ACJP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H