Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pasar dan Jajanan di London Tidak Mengurangi Kualitas Hidup Kota

8 Februari 2018   17:53 Diperbarui: 8 Februari 2018   19:48 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Will dan warung tempenya (dokumentasi pribadi)

Warung Indonesia (dokumentasi pribadi)
Warung Indonesia (dokumentasi pribadi)
Kalau ke sini sediakan waktu yang cukup, karena banyak sekali yang dilihat dan dijelajahi. Hampir setengah hari kami habiskan waktu di sini. Gabungan antara pasar Tanah Abang, pasar Baru dan Cihampelas ini memang besar dan seru.

Petticoat Lane Market

Petticoat Lane Market (dokumentasi pribadi)
Petticoat Lane Market (dokumentasi pribadi)
Pasar yang sebagian besar berjualan tekstil ini terbagi di dua jalan. Yang di Wentworth Street hanya buka Siang dari Senin sampai Jumat, sementara yang di Middlesex Street bukanya hanya hari Minggu Siang. Yang sangat menyolok dijual di sini adalah batik Afrika.

Kebetulan karena hotel kami di dekat itu, jadi kami bisa mendengar dan melihat saat pasar akan dibuka, sudah dibuka dan akan ditutup serta dibersihkan. Saat malam hari jalan kembali bisa dilalui oleh mobil dan sampah-sampah yang siang terlihat berserakan, kalau malam tidak terlihat lagi di jalanan. Bagus ya.

Malam hari, jalan kembali bersih bisa dilalui dan bebas sampah (dokumentasi pribadi)
Malam hari, jalan kembali bersih bisa dilalui dan bebas sampah (dokumentasi pribadi)
Leather Lane Market

Will dan warung tempenya (dokumentasi pribadi)
Will dan warung tempenya (dokumentasi pribadi)
Nah ... pasar ini hanya ada hari Kamis dan Jumat dari jam 12-14.30. Pasar ini menjadi istimewa bagi kami karena ada Warung Tempe, pembuat tempenya orang Inggris bernama Will. Sayangnya, setelah mendarat hari Jumat jam 13-an, pemeriksaan visa di Stansted Airport ini panjang dan lamaaaaaaaa. Lalu perjalanan dari Airport Stansted ke London itu walaupun naik kereta Stansted Express sekitar 45 menit.

Walaupun, kami hampir berlari dari mulai turun dari Stansted Express di Liverpool Street Stasion lalu langsung ke pasar ini, kami hanya berhasil memotret warung yang sudah hampir tutup dan berpotret saja dengan Will, yang luarbiasa ramah dan pintar sekali bahasa Indonesianya. "Datang lagi ya tapi hari Kamis atau Jumat antara jam 12 sampai 14.30," seru Will, saat kami pamit dan melambaikan tangan. Aih kalau saja London dekat, kami penyuka tempe tentu sudah lama jadi langganannya.

Itulah 8 pasar yang kami kunjungi di London. Tidak sulit, tidak macet dan lancar sekali menuju tempat-tempat ini dengan moda transportasi yang baik dan ada di sana. Ternyata pasar dan warung jajanan tidak perlu mengurangi kualitas hidup kota bila ditata dengan manajemen baik.

Manajemen kota, kesadaran penduduk dan kerja sama banyak pihak dengan jalan pikiran maju yang sinergis memang dibutuhkan untuk menata kota yang bisa menyenangkan semua penduduknya. Itu saja yang ingin saya tulis, tetaplah berhati bersih. (ACJP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun