Dari definisinya, sebetulnya tujuan pembangunan trotoar adalah untuk memberikan jalur aman bagi pejalan kaki dari lalu lintas kendaraan bermotor di sepanjang trotoar. Namun apa yang terjadi bila trotoar dikonsep lama sesudah jalannya jadi ?? Ya ... serba dipaksakan dan menimbulkan konflik tujuan.
Selain konflik tujuan, pembangunannya pun tampaknya tidak selalu sesuai harapan. Padahal wacana revitalisasi pedestrian skala besar di beberapa titik di kota Kembang ini mulai tahun ini bukan hanya wacana.
Dana dan usaha perbaikan trotoar mulai digelontorkan serta digalakkan dari alokasi dana APBD sebesar 150 Milyar rupiah dan bantuan Pemprov Jabar sebesar 50 Milyar rupiah, sumber dari sini.
Tidak butuh informasi tentang rencana pemkot ini sebelumnya untuk melihat geliat perbaikan trotoar di jalan-jalan, karena saya saja yang baru kembali ke Bandung beberapa hari mudah melihat bagaimana di jalan Dago, jalan Bungsu, dekat pasar Palasari, jalan Burangrang trotoar jalannya dalam perbaikan.
Di jalan Dago apalagi ketika tanggal 29 Juli y.l. hari Jumat jam 11-an malam melewatinya, terlihat di beberapa titik sepanjang jalan Dago gerombolan pekerja sedang sibuk menggali dan bekerja dalam remang-remang lampu.
Lalu apa konflik tujuan dan kendala pembangunan trotoar yang saya maksud?
1. Untuk keselamatan pejalan kaki atau keindahan kota??
Mangga, kita lihat foto-foto berikut ini:
2. Untuk keselamatan pejalan kaki atau lahan mencari nafkah??
3. Untuk membuat trotoar bermutu atau menciptakan proyek tahunan ??
Dimanakah Quality Assurance? Mungkinkah masih terlalu dini saya mempertanyakan ini?? Namun, bukankah kita selalu lekat dengan istilah mubazir?? Ini menurut saya bukan saja mubazir dana, tapi juga mubazir tenaga, mubazir usaha dan mubazir waktu. Jadi bila memang diniatkan memperindah, buatlah seindah-indahnya.
Ah ... sok atuh Bandung, tidak hanya kang Emil di pucuk pimpinan kota yang punya andil, pengontrol pembangunan trotoar, pembuat trotoar dan semua warga Bandung perlu juga perduli untuk menambah keindahannya. (ACJP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H