Ia menjelaskan, protein yang diserap dengan baik akan memberikan manfaat sebagai zat pembangun, mengganti sel-sel yang rusak, dan menjaga agar metabolisme bagi ibu yang ingin hamil juga memiliki glycaemic indeks yang rendah sehingga aman dikonsumsi bagi penderita diabetes.
Yah... memang semua itu baik dan indah. Tapi kalau saya pikir lagi, berapa sih orang di Indonesia mampu membeli buah impor seperti kiwi? Kenapa pilihan buahnya bukan buah lokal dan murah meriah, seperti misalnya jambu klutuk, jambu air, belimbing, strawberry Lembang, jeruk Medan, apel Malang. Eh... tapi seingat saya dulu repotnya, buah lokal juga kadang malah lebih mahal dari buah impor ya. Akhirnya, bisa dimengerti bila rata-rata orang Indonedia karena mahal ini gak beli buah deh... Karena itu tak heran pada akhirnya secara rata-rata orang Indonesia masih kurang mengasup sayuran dan buah.
Wah... lebih pusing lagi kalau menelusuri kenapa sayuran dan buah kurang dikonsumsi adalah, karena beralihnya profesi para petani menjadi ojek. Saya ingat petani di sekitar rumah kami dulu di Pamulang, banyak yang akhirnya merelakan lahan kebunnya untuk dijual ke pengembang karena terdesak kebutuhan, setelah itu para petani ini ngojek semua di depan kompleks perumahan. Lah... tak heran kan bila hasil budidaya sayuran dan buah ini makin hari makin mahal. Gaya hidup sehat makin tenggelam deh. Ah... blunder. (ACJP)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H