Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Gaya Hidup Sehat dan Pulau Sayuran UNESCO

5 April 2016   16:14 Diperbarui: 6 April 2016   14:23 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pulau sayuran, Rheichenau Jerman (Dok pribadi)"]

[/caption]

Di Jerman makanan vegetaris sudah masuk menjadi standar menu restoran. Bahkan Mensa, kantin mahasiswa di Jerman, pun selalu menyediakan menu vegetarian dan bahkan vegan. Jadi... karena lambang halal tidak ada, ya makanan vegetarian/vegan adalah alternatif sehat menu makan siang bagi mahasiswa muslim di Jerman.

Bicara gaya hidup orang Jerman dalam hal memilih makanan ini memang menurut saya cukup repot. Banyak sektenya... Ada jenis pemakan segala, ada bio (organik), ada vegetaria, ada vegan, ada vegan dan bio, ada vegetarian dan bio, dan akhir-akhir ini mulai ramai adalah penganut makanan makrobiotis.

Aliran makrobiotis ini tadinya saya kira baru. Eh ternyata sejarah ke belakangnya panjang hingga ke zaman antik, ke zamannya Herodot, Hippokrates dan Aristoteles. Di zaman itu, penganut makanan makrobiotik ini ternyata sudah ada. Namun, yang sekarang terkenal konon berakar dari Jepang, dari seorang dokter berkebangsaan Jepang, Sagen Ishizuka, yang hidup di tahun 1900-an. Dari situlah lalu kemudian lahir sebuah gerakan Shoku-Yu. Artinya: "Mengobati melalui Makanan".

Menu makrobiotis ini pada prinsipnya mirip vegan, tidak menggunakan susu sapi atau produk binatang lainnya dan ditambah limitasi lain dengan 5 prinsip berikut:

  • Makanan adalah fondasi untuk kebahagiaan dan kesehatan,
  • Natrium dan kalium merupakan penentu penting, penyeimbang kualitas makanan (seperti Yin dan Yang),
  • Makanan whole grain adalah makanan utama paling pantas dikonsumsi,
  • Makanan dimakan sealami mungkin,
  • Makanan yang dimasak sebaiknya berasal dari lingkungan sekitar dan sesuai musimnya.

Apakah itu vegetaria, vegan atau makrobiotis, pada prinsipnya mereka semua banyak makan sayur-sayuran. Tidak heran bila konsumsi sayuran dan buah orang Jerman, sebesar 442 gram per orang per hari (data dari sini). Jauh dari konsumsi sayuran orang Indonesia hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan tahun 2014, yang kemudian datanya diolah tahun 2015, yang hanya 91 gram per hari per orang (berita dari sini). Jumlah ini dua kali lipat lebih rendah dari konsumsi masyarakat Thailand dan Filipina. Bahkan berbeda jauh jika dibanding dengan konsumsi orang Singapur sebesar 518 g.

Padahal konsumsi sayuran dan buah, anjuran dari WHO adalah ≥ 400 gram per hari. Kenyataan ini menurut para ahli dipicu oleh faktor-faktor berikut ini:

  • Usia, jenis kelamin, status sosial dan ekonomi ,
  • faktor pribadi seperti penghargaan terhadap diri sendiri, waktu tersedia, penghargaan terhadap kesehatan diri,
  • lingkungan pergaulan, dorongan masyarakat, contoh, atmosfir dan tatanan dalam masyarakat.

Pulau Sayuran, Warisan Budaya UNESCO di Rheichenau Jerman

Bahwa orang Jerman suka dengan sayur-sayuran, buktinya saya lihat minggu lalu. Dengan bekal sepeda lipat di bagasi mobil, kami bersepeda mengelilingi pulau sayuran Rheichenau di danau Konstanz, Jerman Selatan. Pulau yang sekarang terkenal sebagai pemasok sayuran dan buah-buahan Jerman ini, luasnya hanya 4,3 Km2 dengan kelilingnya kurang lebih 11 Km. Penduduknya pun hanya 3000-4000 orang, tapiiiiiii.... ada 100 pertanian keluarga di dalamnya.

Petani di Jerman memang kaya-kaya, tidak bisa disamakan dengan rata-rata petani di Jawa. Tanah pertanian yang digarapnya pun luas-luas. Kerja mereka luar biasa keras karena semua dikerjakan sendiri oleh seluruh anggota keluarga. Sehingga perlu disiplin tinggi dan tentu saja bantuan teknologi terkini. Sehingga hasilnya pun sangat produktif. Jadi tidak heran pulau ini didominasi oleh rumah kaca dan budidaya buah dan sayur sejauh mata memandang.

[caption caption="Rumah kaca di pulau sayuran Rheichenau (dok pribadi)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun