Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Walhalla, Istana Pahlawan Pembangkit Nasionalisme Jerman

16 Oktober 2016   16:18 Diperbarui: 18 Oktober 2016   13:27 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan di depan Walhalla (dok pribadi)

Gedung Walhalla, yang konon adalah proyek termahalnya Ludwig saat itu, memang sangat megah. Namun, bangunan utamanya hanya terdiri dari satu ruangan besar saja yang disebut Ruhmes- dan Ehrenhalle.

Dalam Ruhmes- und Ehrenhalle, terdapat kurang lebih 160 nama-nama dan patung kepala para politisi, militer, ilmuwan dan seniman yang berjasa untuk Jerman. Penentuan siapa yang dapat penghargaan dan masuk patungnya dalam gedung Walhalla ini tentu saja tidak selalu mulus. Si A lebih berjasa dari si B, sangatlah subyektif, apalagi dulu awalnya keputusan masih dipegang secara monopoli oleh Raja Bayern. Sekarang ini ketentuan siapa saja yang patut diberi penghargaan dipegang oleh Bayerische Ministerrat atau sebuah Komisi di negara bagian Bayern.

Patung yang bisa ditemui di sana selain Kaisar-kaisar Jerman tentu saja juga ada Goethe, Johannes Gutenberg, Martin Luther, Kopernikus, Keppler, Schiller, Beethoven dll. Sayangnya, tidak semua nama saya kenal dan tahu kehebatannya, hal itu yang saya sayangkan kenapa tidak ada penjelasan di bawah patung-patung mereka karya-karya istimewa apa saja yang telah mereka capai. 

Tapi walaupun begitu, tidak mengurangi excitement saya mengunjungi Walhalla, bagaimanapun monumen, penghargaan untuk orang-orang berjasa sangat perlu keberadaannya. Dan saya kira, tujuan Walhalla ini untuk membangkitkan rasa nasionalisme Jerman tercapai, dapat membuat generasi kemudian Jerman lebih mengenal, lebih menghargai kehebatan orang-orang Jerman terdahulu dan tentulah dapat membangkitkan rasa bangga dan meningkatkan rasa nasionalisme Jerman. (ACJP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun