Padahal lagi nih, perdagangan minyak dunia sekarang ini tidak lagi dikuasai perusahaan migas internasional (seperti Exxon, BP, Chevron dll), 50% perdagangan minyak dunia sekarang NOC mulai mengambil peran. Hasil penelitian Ian Bremmer dan Juan Pujadas pada artikel berjudul State Capitalism Makes A Comeback yang dimuat di Harvard Business Review (2009) memperkuat peran NOC, di mana sembilan dari 15 perusahaan migas terbesar di dunia saat itu (berdasarkan cadangan, produksi, kapasitas kilang, dan volume penjualan) adalah NOC [6].
Jadi tidak heran banyak NOC-NOC asing atau BUMN-BUMN migas asing yang melebarkan sayapnya juga ke luar negeri untuk menguatkan ketahanan pasokan sumber energi negaranya masing-masing. Karena bagaimana pun, ketahanan energi adalah faktor penentu keberÂlangsungan bangsa.
Pemerintah dan Pertamina saat ini perlu membuat regulasi yang meringankan gerak Pertamina terutama dalam hal akuisisi blok-blok yang habis kontraknya serta terus meningkatkan SDM dan bersinergi untuk peningkatan efisiensi dan efektiivitas kerja. Â
Mendunia demi kemandirian energi, bisa jadi sekarang ini masih utopia, tapi tidak ada batas dari sebuah mimpi. Saya yakin orang Indonesia juga mampu bila kita semua mau. (ACJP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H