Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mandiri Energi untuk Indonesia Mendunia, Hanya Utopia ?

30 Desember 2015   18:17 Diperbarui: 30 Desember 2015   19:19 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekilas menengok sejarah, perusahaan-perusahaan energi dunia seperti Shell berdiri tahun 1907, Total tahun 1924, Chevron tahun 1879, maka bila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan ini Pertamina, yang juga bergerak dalam dunia yang sama, relatif belia. Didirikan tanggal 10 Desember 1957, lalu tahun 1960 PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN PERMINA. Melalui satu Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan Presiden pada 20 Agustus 1968, PN PERMINA yang bergerak di bidang produksi digabung dengan PN PERTAMIN yang bergerak di bidang pemasaran guna menyatukan tenaga, modal dan sumber daya yang kala itu sangat terbatas menjadi PERTAMINA. Kemudian pada 17 September 2003 Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina (Persero) berdasarkan PP No. 31/2003. 

Nah ... bagaimana mencapai mandiri energi primer untuk menjadi mandiri di energi akhir ?? Mandiri energi bagi saya berarti mampu memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, efisien serta efektif dalam pemenuhannya, serta mampu menjaga ketahanan sumber energi untuk masa depan. Untuk mencapai itu, banyak sekali tantangan saat ini yang harus dihadapi namun saya menyaring 3 tantangan utama berikut ini, yakni : 

1- Tingginya ketergantungan Indonesia pada sumber energi primer fosil, seperti batubara, minyak bumi dan gas

Tingginya ketergantungan akan sumber energi fosil, baik itu konsumsi energi primer maupun konsumsi listrik terlihat dalam sebaran konsumsi energi Indonesia di bawah ini. Konsumsi energi primer Indonesia tahun 2013 78%-nya berasal dari sumber energi fosil, batubara, minyak bumi dan gas.

Demikian juga konsumsi listrik Indonesia tahun 2013 87%-nya berasal dari 3 energi primer fosil yang sama.  

[caption caption="dok https://www.eia.gov/beta/international/analysis.cfm?iso=IDN"]

[/caption]Tingginya ketergantungan Indonesia akan sumber energi fosil ini memaksa Pertamina untuk mencari sumber-sumber energi fosil seperti negara-negara lain, sehingga persaingan menuju ke sana menjadi sangat berat. Namun, seberapa jauh investasi di bidang penelitian untuk peningkatan efisiensi kinerja kilang dan usaha yang ada serta investasi untuk sedikit demi sedikit melepas ketergantungan ini sudah diusahakan ?? Misalnya :

a- peremajaan kilang yang ada dan peningkatan efisiensi baik itu sdm maupun fasilitas ??

b- bekerja sama dengan lembaga-lembaga penelitian untuk peningkatan efisiensi ??

c- bekerja sama dengan BUMN, pemda atau pun swasta untuk mengurangi ketergantungan ??

2- Peningkatan kebutuhan dan sekaligus pemborosan konsumsi energi

Kebutuhan akan energi di Indonesia terutama yang bersumber dari minyak bumi meningkat terus padahal produksi menurun, bisa dilihat dalam grafik di bawah ini.

[caption caption="dok https://www.eia.gov/beta/international/analysis.cfm?iso=IDN"]

[/caption]

Energi akhir dari pengolahan minyak bumi ini, tahun 2012 dihabiskan paling banyak di sektor transportasi sampai mencapai 65%, pembangkit listrik 16%, industri 10%, rumah tangga 2%, komersial 1%, dan sektor lainnya 6%, dari total kebutuhan BBM pada tahun 2011 yang mencapai 70,89 juta KL. Dibandingkan tahun 2010, jumlah tersebut mengalami peningkatan 4,04% dari sebelumnya 68,14 juta KL, seperti terlihat di grafik di bawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun