Fasilitas yang didapat dari Seniorresidenz ini pun sangat menarik, pelayanan 24 jam, fasilitas kesehatan, fasilitas agama dan budaya, fasilitas gastronomi. Pelayanan 24 jam ini termasuk membersihkan rumah, merawat, panggilan darurat dan layanan lainnya. Fasilitas kesehatan termasuk fasilitas olah tubuh, olah otak, dokter, kolam renang, sauna dll.
Ketika saya melayari internet, saya menemukan ternyata di Indonesia juga sudah ada sejenis Seniorresidenz ini di Bogor, namanyaRukun Senior Living. Saya menilai fasilitas alternatif ini baik sekali, karena di Indonesia sekalipun seringkali orangtua kita yang sudah tua, karena kesibukan anak-anaknya sehari-hari seringkali hanya ditemani oleh seorang perawat. Dan perawat-perawat yang ada sayangnya tidak terdidik dengan semestinya ditambah kurangnya fasilitas yang memadai untuk para manula ini maka kualitas hidup para manula seringkali terbengkalai.
Para perawat manula di Indonesia seringkali hanya tahu menyediakan makan, memandikan, memberi obat tapi tidak terdidik misalnya untuk terus menstimulasi tubuh dan otak agar tetap aktif, memberikan hiburan yang semestinya dan memperlakukan para senior ini seharusnya. Padahal gaji perawat-perawat ini lebih mahal dari gaji pokok PNS golongan IVa dan bersih pula, karena para perawat ini tinggal dan makan dengan gratis di rumah para senior.
Apartemen untuk manula atau senior ini bisa jadi alternatif yang baik juga di Indonesia karena banyak para senior yang tidak ingin merepotkan anak-anak mereka, mereka juga tidak ingin terikat program panti jompo yang biasanya kaku, mereka masih ingin mandiri tapi mereka juga ingin merasa aman, terlindungi dan kontak dengan lingkungan tetap terjaga.
Nah, kontak dengan lingkungan ini saya nilai juga sangat penting, karena kematian manula yang hidup sendiri seringkali tidak cepat diketahui. Kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di Jerman, di Indonesia juga sekarang mulai terdengar. Setelah bau menusuk tercium dari tempat tinggal mereka, baru orang menyadari bahwa tetangga sepuh mereka sudah meninggal. Argh ... mengerikan. (ACJP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H