Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Melihat Wajah Pelabuhan Eropa: Indonesia Butuh Pelabuhan??

19 November 2014   10:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:26 2670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konon bila pembangunan jembatan ini terwujud dapat menjadi ikon kebanggaan Indonesia karena jembatan ini akan merupakan jembatan terpanjang di dunia. Tapi untunglah, pembangunan ini dihentikan oleh Jokowi karena tidak cocok dengan konsep kemaritiman yang dicanangkan beliau.

Kenapa menurut saya untung, coba simak, bila kita membangun dermaga baru lalu membeli kapal ferry baru atau pun bekas waktu penyelesaian kemacetan di pelabuhan ini lebih cepat dan murah. Harga kapal buatan dalam negeri Rp 300-400 miliar per unit, sedangkan kalau beli bekas dari luar negeri, kisaran harganya 10-20 miliar rupiah, bayangkan dengan 225 triliun rupiah (di Denmark saja butuh 0,6 triliun rupiah investasi untuk menambah 2 kapal baru modern dan penambahan jalan di pelabuhan), berapa dermaga dan berapa ferry di seluruh Indonesia bisa terbangun dan terbeli.

Prioritas kerja pak Jokowi dan kabinetnya memang adalah pengembangan infrastruktur laut, konsep 'tol laut' Jokowi bukanlah membangun jalan tol di atas laut, melainkan penyediaan sistem distribusi logistik menggunakan kapal besar yang menghubungkan pelabuhan di jalur utama Nanggroe Aceh Darussalam, Jakarta, Surabaya, Nusa Tenggara, Maluku, sampai Papua. 'Tol laut' ini diharapkan dapat mempercepat pemerataan ekonomi Indonesia dan membantu pengiriman barang melalui jalan darat yang semakin macet, sehingga biaya logistik bisa lebih murah.

Jadi melihat wajah pelabuhan Eropa ini dan rencana pak Jokowi dengan dinaikkannya harga BBM, saya mengangguk kencang, tentu saja Indonesia butuh pelabuhan. Dengan banyak pelabuhan Indonesia sebagai negara maritimtidak hanya perekonomian dalam negeri menjadi menggairahkan tapi siapa tahu ... urbanisasi, migrasi dan kemacetan lalu lintas pun dengan begitu juga bisa diatasi, ya kan. (ACJP)

[caption id="attachment_376081" align="aligncenter" width="594" caption="Pelabuhan Rostock (Warnemuende) dari ferry (dok pribadi9"]

1416229354839136458
1416229354839136458
[/caption]

[caption id="attachment_376082" align="aligncenter" width="594" caption="Kembali berlayar dari Rostock (dok pribadi)"]

14162294261533978773
14162294261533978773
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun