Mohon tunggu...
krisyunian pradana
krisyunian pradana Mohon Tunggu... -

Twitter: @KrisyunianYp Facebook: Krisyunian Yasir Pradana Ghost writter, traveler, young bussiness man.. Owner of pudding sutra cibubur 29 june 1998 Amazingtrip296.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Treat Her Better (Karena Cinta Ada Setelah Kemapanan)

27 November 2016   20:53 Diperbarui: 27 November 2016   21:00 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Simpel aja sih, nama gue Alvin Pradana dan bagi gue, Regan bukan cuma sekedar temen deket, temen ngopi atau sahabat gue. Bagi gue, Regan udah kayak saudara gue sendiri, saudara kandung meskipun gue sama Regan mulai akrab justru pas udah lulus SMA. Menurut gue, jarak antara Jakarta-Singapura bisa banget di sama in dengan jarak Jakarta-Bandung. Beli tiket pesawat internasional juga menurut gue bukan persoalan yang perlu di pikirin, kayak beli tiket bis aja, menurut gue loh ya.. Lagi pula gue, kakak gue dan juga keluarga gue udah biasa kok beli tiket pesawat ke luar negeri H-1 keberangkatan, harga gak jadi masalah sama sekali buat gue ataupun keluarga gue. Jadi gak teralu problem lah buat gue untuk lari pagi di Orchard bareng Regan tiap minggu kalau emang dia jadi kuliah di sana.

 Bapak gue namanya Sofyan Wijaya, lebih tepatnya DR Sofyan Wijaya S.E M.M. Pemilik sekaligus pimpinan perusahaan real estate di Jakarta dan Bali dan sudah punya banyak cabang perusahaan. Bapak gue juga merupakan investor dari beberapa proyek pembangunan di Indonesia yang sedang di jalankan oleh pemerintah. Pernah mencalonkan diri sebagai gubernur di DKI Jakarta, tapi gak jadi karena trauma dengan dunia politik sejak era presiden Soeharto. Gue sendiri memutuskan untuk tinggal di apartemen mewah di daerah Sudirman, yang dekat banget sama kampus gue.

 Bisa di bilang keluarga gue adalah keluarga konglomerat yang super kaya, gue juga bakal di daulat untuk memiliki perusahaan batu bara di Sumatera kalau gue udah lulus nanti. Jadi gak heran lah kalau bukan jadi masalah apabila gue lari pagi di Orchard tiap minggu bareng Regan. Gue dan Regan sebenarnya berada di dalam status social yang sama. Gimana nggak? Regan merupakan anak pemilik CC Bank, bank terbesar di Indonesia.

 “Yang pasti, satu!” ujar Regan sebelum kita berpisah di kedai kopi tersebut. Kini kami berdua sama-sama berada di parkiran mobil.

 “Apaan?” tanya gue.

 “Jangan lupa, kalau lu main ke Singapura lu ajak tuh gebetan lu!” kata Regan.

 Setelah nganterin Regan ke bandara, gue langsung ngebut pakai mobil kesayangan gue ke kampus. Gue udah gak sabar banget untuk ketemu sama cewek yang gue taksir, Vania. Entah kenapa sejak gue masuk kuliah, gue emang udah jatuh cinta dan sayang banget sama Vania, tapi juga entah kenapa gue mesti ketemu sama saingan gue, cowok yang kayak nya sama-sama suka sama Vania. Siapa lagi kalau bukan Figo, anak penjaga masjid yang dapat beasiswa di kampus gue. Sebagai salah satu mahasiswa terkaya di kampus, buat apa gue mesti mikirin harus saingan sama anak penjaga masjid buat dapetin Vania? Gak level kali.. Regan juga sering bilangin ke gue kalau gue gak seharusnya saingan sama orang yang gak sederajad dengan gue. Tapi masalahnya, dosen gue yang ngajar mata kuliah filsafat sempat bicara di kelas bahwa cinta gak memandang apapun, karena cinta melengkapi yang tidak sempurna. Di situ gue mulai panic. Gimana kalau meskipun miskin, tapi Figo punya cinta yang gak sesempurna gue? Bukannya cinta adalah melengkapi yang tidak sempurna?

 “Hai Vania, lagi ngobrol sama Figo ya? Gue ganggu gak?” tanya gue di saat mereka berdua sedang ngobrol di kelas. Gue sebenarnya kesel banget tiap liat Figo berduaan sama Vania, tapi tetap berusaha gue tahan.

 “Ehh nggak kok.” Jawab Vania. “Duduk aja, nih kosong sebelah gue.”

 “Van, week end ini jalan bareng gue yuk, mau gak?” tanya gue seolah-olah gue mau ngajakin dia nonton, atau belanja. Padahal bukan, sama sekali..

 “Mau ke mana emang nya Vin?” tanya Vania. “Gue kosong kok week end ini.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun