Mohon tunggu...
Kristogonus Tadeus
Kristogonus Tadeus Mohon Tunggu... Guru - mencitai kebijkasanaan

kristo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Cinta dari Yogyakarta

1 November 2023   14:19 Diperbarui: 1 November 2023   14:39 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkat keteguhan dan kegigihan para suster dan guru, para siswa mampu menghasilkan berbagai karya. Aneka jenis kue dan cemilan terpajang rapi di sisi ruang tamu. 

Ada saja orang yang memesan hasil karya para siswa ini. Bahkan sebagian dari kami tidak kebagian cemilan yang hendak dibeli sebagai oleh-oleh. salah seorang siswa, Handoko namanya mencuri perhatian kami. Perjuangan para pendidik berbuah manis, Handoko dijuluki titisan Hellen Keler. Buta dan tuli, tapi mampu berkomunikasi dengan tiga aksara;  aksara umum, braille, dan komunikasi isyarat.

Walau datang dari keluarga sederhana dengan berbagai hambatan diri yang kompleks, para siswa mendapatkan fasilitas layaknya sekolah berstandar nasional serta pelayanan maksimal dari pendidik/pendamping. Sehingga memungkin para siswa bertumbuh dan berkembang lebih baik. Mungkin tidak secemerlang Hellen Keler, tetapi setidaknya merasa hidupnya berharga.

Semua karena Cinta (refleksi)

"Semua karena cinta, semua karena cinta, tak mampu diriku dapat berdiri tegak, terima kasih cinta". Penggalan lirik lagu gubahan musisi asal Maluku, Glen Fredly yang dinyanyikan oleh Joy Tobing, jawara Indonesia Idol session 1 ini, terasa menggetarkan jiwa menggelorakan rasa kala dinyanyikan. Cinta jualah yang menggerakkan hati para pengurus yayasan untuk bersama para guru/pegawai dari SLB A dan B Karya Murni menepikan diri sejenak ke suatu tempat yang bernama Yogyakarta.

Cintalah yang menyatukan para pengurus yayasan, kepala sekolah dan guru dalam momen-momen kebersamaan tanpa sekat. Canda tawa, senda gurau, wara wiri mengalir lepas layaknya sebuah keluarga yang sedang bernostalgia. Cintalah yang menyertai seluruh rangkaian perjalan sehingga berjalan baik pergi maupun pulang.

Momen empat hari itu sudah usai. Semuanya telah kembali menekuni aktifitasnya masing-masing. Ada asa dan harapan yang tersurat dari perjalanan itu. Kiranya kami semua terkhusus para guru, semakin meningkatkan semangat pelayanan, pengabdian dan profesionalitasi. Para siswa sudah menanti, bukan oleh-oleh dan cerita indah yang diberi, tetapi mereka berharap semakin dicintai dan dihargai.

Menemukan makna dibalik peristiwa ini adalah buah yang diharapkan. Bagi saya pribadi, dari perjumpaan saya dengan para siswa disabilitas baik dalam lawatan ke ketiga sekolah juga pengalaman mendidik yang saya lakoni, saya disadarkan bahwa saya manusia rapuh yang mesti belajar dan terus belajar menjadi lebih baik. Kaum disablitas adalah wajah Allah yang sedang menyapa saya untuk lebih mensyukuri hidup dengan terus berjuang memberikan yang terbaik kepada para siswa yang saya layani.

Dari sekian kecakapan yang dibutuhkan dari seorang guru bagi kaum disabilitas, saya berpendapat, cintalah berada di urutan teratas. Anak-anak disabilitas adalah pribadi-pribadi yang dalam arti tertentu kehilangan cinta. Tak ada manusia yang sempurna dalam menikmati cinta. Hanya saja para kaum disabilitas kadar kehilangan cintanya lebih banyak. 

Cinta yang saya maksudkan adalah cinta untuk melakukan dan mendapatkan harapan dan keinginan. Tugas pendidik dan pendamping adalah mengisi ruang cinta yang hilang akibat berbagai hambatan yang dihadapi. Semakin berat hambatan diri, semakin banyak kadar cinta yang hilang. Maka semakin besar energi cinta yang mesti diberikan pendidik/pendamping kepada mereka.

Definisi cinta kerap kali membingungkan. Antara cinta tulus dan sejati dan yang tidak, kadang sulit dicari pemisahnya. Dalam konteks mendidik anak disabilitas, cinta menurut saya terletak pada niat dasar. Selama niat hati untuk menjadikan mereka lebih baik,  itulah cinta. Kadang cinta itu diekspresikan dengan lemah lembut tapi kadang juga dengan sedikit tegas dan keras. Cinta memang dibutuhkan entah itu mendidik siswa normal dan juga disabilitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun