Mohon tunggu...
Kristogonus Tadeus
Kristogonus Tadeus Mohon Tunggu... Guru - mencitai kebijkasanaan

kristo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Cinta dari Yogyakarta

1 November 2023   14:19 Diperbarui: 1 November 2023   14:39 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata pepatah, sambil menyelam minum air. Sembari menikmati situasi dan suasana santai, kami juga mengunjungi tiga SLB yakni SLB B Dena Upakara, SLB B Karya Bakti dan SLB AB Helen Keler. Dengan melihat langsung proses pendidikannya, diharapkan kami dapat menimba pengetahuan dan pengalaman baru yang kiranya berimbas pada peningkatan karya dan pelayan kepada peserta didik yang kami asuh.

Kami pun bergerak menuju Wonosobo mengunjungi SLB Dena Upakara dan SLB Karya Bakti.  Secara geografisnya daerah Wonosobo berada di ketinggian serta berhawa sejuk dan lembab, sehingga menyuguhkan panorama alam yang asri. Menilik jejak sejarah, awalnya hanya ada SLB Dena Upakara yang mendidik siswa tunanetra baik pria dan wanita. Namun pesatnya pertambahan murid saat itu, pada tahun 1953 dipisahkan lembaga pendidikan antara kaum wanita dan pria.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

SLB Upakara dikhususkan untuk siswa puteri dan SLB Karya Bakti untuk putera. Mempertimbangkan berbagai perkembangan positif, pola itu terus dipertahankan sampai kini. Terpaut jarak yang tidak jauh, kerja sama kedua ini tetap terjalin baik melalu berbagi event. Sehingga pemenuhan kebutuhan psikologis relasi pria wanita para siswa tidak terhambat.

 Berkunjung ke SLB Dena Upakara, besutan para suster konggergasi Yosef Maria, kami disambut hangat dan ramah. Mungkin karena sama-sama melayani pendidikan bagi kaum disabilitas, kami pun tanpa sungkan menyatu dengan para siswa dan  guru. Dipandu oleh para guru, kami mengitari komplek sekolah, melihat sarana dan fasilitas serta program pelayanan yang sedang dijalankan.

Bak cagar budaya, SLB Dena Upakara masih berupa bangunan warisan masa lalu. Kendati telah berusia lebih dari separo abad, bangunannya masih terlihat kokoh, kuat dan terawatt dengan baik, seakan mengingatkan peran misionaris yang dengan susah payah mendirikannya.

Beradapatasi dengan perkembangan jaman adalah sebuah keharusan namun nilai-nilai juang dan semangat para pendiri mesti tetap dipertahankan. Karena di dalamnya terkandung niai-nilai unggul sebuah lembaga pendidikan. Semangat itulah yang diusung SLB Dena Upakara. Mulai dari pintu masuk gedung hingga dinding teras sekolah berjejer foto para perintis, para guru yang sudah purna bakti serta para alumni dengan wajah polos dan lugu khas masa lalu hingga ekpresi masa kini.

 Ada pesan tersirat yang terungkap melalui foto yang menghiasi wajah sekolah. Dari foto alumni terungkap pesan "ini loh hasil dan buah dari SLB Upakara". Sedangkan para perintis dan para guru purna bakti mengingatkan generasi kini akan nilai dan keteladan yang mereka warisi.  

Keseimbangan antara pendidikan karakter, akademis dan pengembangan bakat sebagai budaya unggul terlihat dari ruang kelas yang apik dengan property mengajar menghiasi papan tulis. Ruang tidur tembus pandang berjejer rapi, serta ruang terapi dan khursus yang layak dan memadai. Siswa yang ramah, sopan dan santun adalah imbasnya.

Terpaut jarak kira-kira 3,5 km, kunjungan berlanjut ke SLB Karya Bakti. Dalam balutan alamnya yang rindang nan asri, para guru SLB besutan para buder karitas atau yang disingkat FC, sudah menanti kami di pintu sekolah dengan sambutan hangat. Tanpa banyak basa basi, ditemani para guru, kami pun berpencar menyasar ruang demi ruang yang membentang di atas hamparan yang luasnya setara dua kali lapangan sepak bola. Berjumlah lebih dari 100 orang yang terdiri dari jenjang  TK sampai sekolah menegah, para siswa diwajibkan tinggal di asrama.

Demi kenyamanan dalam tumbuhkembanganya, para siswa dibagi dalam III kategori antara lain: kategori TK-Dasar III, Kategori Dasar IV- IV dan kategori sekolah menengah. Berada dalam satu wadah pembinaan, setiap kategori menghuni ruang tidur, ruang makan dan rekreasi (asrama) yang terpisah. Di saat-saat tertentu, mereka bergabung dalam suatu kegiatan, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun