Ungkapan Efendi Simbolon tampak seperti mengadu domba internal TNI, atau justru ketinggalan. Namun tetap perlu diapresiasi, pernyataan beliau masih belum kadaluwarsa karena beliau lebih tua dari jajaran TNI yang hadir dalam rapat Komisi I DPR-RI.
TNI dalam pimpinan Jenderal Andika Perkasa sedang berbenah. Banyak perbaikan yang beliau sudah laksanakan sejak menjadi KASAD hingga menjadi Panglima TNI. Bisa disimak melalui channel youtube resmi Puspen TNI dan Dispenad tentang kegiatan dan terobosan beliau.
Selain itu, sorotan terhadap anak KASAD Jenderal Dudung Abdurrahman yang gagal seleksi karena umur tidak cukup untuk apa dibesar-besarkan? TNI sudah menyelesaikannya melalui Panglima TNI yang kala itu 'menggugurkan' calon taruna tersebut. Masalah tentu sudah selesai, patut diapresiasi dan beri dukungan. Apakah karena anak KASAD ditolak Panglima dalam seleksi calon taruna AKMIL dijadikan topik panas negeri ini? Kesannya seperti mengadu domba tubuh TNI, terutama TNI-AD gyang memang masyarakat tahu, KASAD Dudung Abdurrahman cukup banyak dibenci oleh kaum muslim ekstrem. Sebutan kepada beliau saja adalah Jenderal Baliho.
Mengapa dikatakan Efendi Simbolon 'kesiangan'? Seleksi TNI yang dikatakan tidak bersih sudah terjadi sejak lama. Namun kita bisa ambil yang terbaru saja, karena untuk bukti-bukti lama cukup sulit mencarinya, hanya dari mulut ke mulut para mantan peserta seleksi dan keluarganya yang bisa kita dengar kesaksiannya.
Bisa disimak di video-video di bawah ini!
Panglima TNI Coret Nama Calon Taruna TNI
Panglima Gugurkan Peserta Calon Perwira yang 'Mencurigakan'
Dalam liputan tersebut, terbukti Panlima TNI Jenderal Andika Perkasa sangat keras dan tegas dalam seleksi calon taruna TNI selama kepemimpinannya. Bahkan anak KASAD pun 'disikat' habis karena tidak memenuhi syarat (TMS).
Mengapa Efendi Simbolon dianggap 'kesiangan'? Hal ini terjadi sebelum kepemimpinan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang terjadi kecurangan dalam seleksi calon taruna prajurit TNI. Bukan berarti Panglima TNI sebelumnya 'kotor', bisa saja karena tidak fokus terhadap seleksi tersebut.
Satu kasus yang begitu sangat mengecewakan adalah terjadi pada seleksi calon perwira karier (Pa-PK) TNI tahun 2020 gelombang 2. Diadakan pada Oktober 2020 sampai dengan Desember 2020. Seleksi yang diadakan pada masing-masing Panda (Panitia Daerah) dilaksanakan serentak. Jika lolos, maka akan lanjut ke tingkat pusat. Formasi yang ada tergantung kebutuhan pusat (Mabes TNI). Formasi tersebut terdiri atas kebutuhan berdasarkan jurusan kuliah para peserta seleksi Pa-PK TNI. Ada 3 matra yang memohon kebutuhannya. Dalam satu jurusan, ada yang hanya memhutuhkan 1 (satu) orang saja untuk mengisi formasi tersebut. Sehingga dari seluruh Indonesia, bisa saja hanya lolos satu orang saja.