Mohon tunggu...
Jojo Simatupang
Jojo Simatupang Mohon Tunggu... Guru - Sarjana Pendidikan | Guru | Penulis

Menjadi manfaat bagi banyak orang dan menjadi lebih baik setiap harinya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Megalomania, Penyakit Menular dari Dunia Maya

9 April 2022   13:54 Diperbarui: 16 April 2022   03:38 1825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi memamerkan sesuatu di media sosial. (sumber: unsplash.com/@joshsrose)

Hati-hati, jika semakin parah, megalomania bisa berkembang menjadi skizofrenia, neurosis atau masalah mental, trauma moral, trauma otak, sampai pada masalah pada sejumlah saraf. Dalam jangka panjang, bisa berdampak serius hingga kerusakan otak.

Megalomania terjadi karena tuntutan yang tinggi dari orang terdekat seperti keluarga, kemudian rasa iri hati akan kesuksesan orang, dan dampak dari perlakuan tidak adil. Maka dari itu, megalomania berkembang dan semakin menjadi karakter seseorang yang faktanya adalah masalah kejiwaan.

Gejala megalomania adalah sebagai berikut:

  1. Penilaian terhadap diri sendiri yang selalu baik bahkan cenderung sempurna.
  2. Aktivitas yang tidak bisa berhenti.
  3. Insomnia.
  4. Agresif.
  5. Apatis dan tidak mau mendengar pendapat orang lain.
  6. Mood yang tidak beraturan atau tidak dapat ditebak.
  7. Hanya berpusat pada dirinya sendiri.

Untuk mengatasinya, tentu dengan lapang dada anda harus belajar tenang baik secara spiritual mau pun batin. Tidak melibatkan diri pada setiap hal yang biasanya anda merasa selalu ingin dilibatkan. 

Berusaha mau mendengar orang lain dan bicara sesuai porsinya saja. Tidak mudah senang ketika mendapat pujian. Tidak berlebihan dalam mengungkapkan sesuatu yang berujung pada kapasitas diri seolah tinggi.

Itulah fakta yang sering kali terjadi akhir-akhir ini. Di dunia nyata lingkupnya kecil namun sangat terasa, namun di dunia maya hal ini menjadi hal yang menular. 

Tidak sedikit kita dapat temui di dunia maya yang membanggakan prestasinya. Mulai dari pengkat, jabatan, hartanya sebagai tanda status dirinya yang tinggi. 

Tidak lupa juga kita baru saja temukan orang-orang pamer harta yang ternyata semu. Masih banyak lagi megalomaniak yang tersorot namun tidak disadari, malah justru tertular dan mengikuti jejak para megalomaniak.

Saat ini, orang-orang berlomba terlihat hebat dan mapan. Memang zaman dulu demikian sama, namun sekarang tujuannya agar dapat pengakuan dan pujian. Kehebatan dijadikan konten agar banjir pujian, tidak sedikit yang ternyata hanya kepalsuan semata. 

Sekejap sirna karena ketahuan dan akhirnya bermasalah hukum, depresi, hingga bunuh diri. Penyakit ini tidak berhenti begitu saja, sekarang semakin menjamur dari dunia maya. 

Tidak heran jika penipuan sangat tinggi, perusahaan pinjaman online berjamur, kredit macet marak, sampai hal-hal konsumtif sangat meningkat tajam padahal sedang masa pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun