Spontan Jingga terbungkam.
Tiba-tiba terdengar suara, “maksud Jingga, dia ingin mengajakmu menghirup udara segar di taman. Bukankah begitu Jingga?” kata mama Chelsea menenangkan suasana.
Jingga hanya menggangguk tak berkata apa-apa.
“Kepalaku pusing. Aku mau istirahat, “ kata Chelsea lugas sambil menarik selimut menutupi kepalanya.
Mama Chelsea mengelus pundak gadis kesayangannya. Tak lama beliau menawarkan bantuan untuk mengantarkan Jingga menikmati udara di taman. Jingga merasa tidak enak sehingga meminta bantuan suster di sana.
Sore ini begitu ceria, matahari bersinar penuh cinta. Di atas kursi roda, Jingga menikmati suasana dengan ditemani anak lelaki yang sibuk menata bunga-bunga yang dipetiknya.
Tak lama, beberapa anak lain ikut berkumpul bersama Jingga dan anak lelaki itu akrab dipanggil Awan. Mereka asik merangkai bunga-bunga dan tak jarang tawa serta teriakan menemani mereka. Sama sekali tak ada rasa takut atau aneh melihat gadis berkepala gundul.
Setelah boucket itu jadi, segera diberikan pada Jingga. Spontan Jingga meneteskan airmata, tak disangka Ayumi si pendiam memeluk Jingga.
Hari mulai petang, sang suster membawa masuk Jingga ke kamar. Boucket mawar itu difoto selphie lalu segera diposting “my little angel,” begitu caption .
Kemudian Jingga mengambil secarik kertas. Dengan tinta warna-warni di kotak pensilnya, dituliskan sesuatu.