Kemudian teman yang turut berebut ikut menyahut, " bu, minta."
Mereka masih asik mengambil sambil bercanda.
Tina hanya tersenyum seraya berkata, "ambil aja."
Tak lama kedua anak itu berjalan sambil mengucapkan terimakasih. Dari mereka, ada yang melempar buah itu pada temannya. "Jadi teringat ketika masih SD dulu. Suka mengambil tanaman orang tanpa permisi, lalu digunakan untuk menjahili teman. Namun waktu itu, kami tidak berani ijin seperti anak-anak ini. Biasanya kami mengambil saat tidak ada pemilik rumahnya," ucap Tina dalam hati. Lamunan itu mengingatkannya untuk berpindah posisi yang disapu.
Setelah teras rumahnya bersih, ditutup pintu depan rumahnya. Tina langsung disambut dengan kak Jeffry.
"Bu ... nggak makan?" katanya sambil menirukan gaya anak laki-laki tadi.
Tina hanya diam tapi telapak tangan langsung memukul pundak kakaknya. Sang kakak merintih kesakitan, Tina tertawa puas. Bukan hanya tangannya yang kekar, namun tubuhnya juga bulat. Pantas bila anak laki-laki itu memanggilnya ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H