Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Zaman Now

14 April 2022   05:00 Diperbarui: 14 April 2022   05:03 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : bibitbunga.com

              Matahari berada di ubun-ubun, ketika Tina membuka kedua bola matanya. Dilihat handphone bercashing pink itu, ternyata sudah pukul 10 siang. Ini hari Minggu, badannya terasa capek setelah semalaman menonton film bersama kakak-kakaknya. Segera dipanjatkan doa, sebelum kakinya menapak lantai. Dilipat bedcover serta dirapikan tempat tidurnya. Tak lupa dibuka jendela, sinar matahari meyilaukan pandangannya.

               Ketika membuka pintu kamar, Tina disambut oleh kakak-kakaknya dengan gurauan.


"Biasanya kalau anak gadis bangun siang susah dapat jodoh lhoo ..." canda kakak kedua Tina.


"Wahh bentar lagi putus sama Joni dong, " sahut Jerry, kakak tertua Tina.


Ayah dan ibu Tina ikut tertawa melihat tingkahlaku anak-anaknya. Tina hanya merengut, tak membalas sepatah kata pun. Dia segera bergegas ke kamar mandi, mencuci muka dan menggosok gigi. Lalu menuju halaman belakang untuk meregangkan otot dengan senam ringan. Setelah kesadarannya pulih seratus persen, Tina teringat akan pekerjaan rumah yang menjadi bagiannya.

                Segera Tina mengambil sapu, dikumpulkan serakan debu di dalam rumahnya. Tak lama, dilanjutkan pekerjaan itu ke teras depan. Terdengar kendaraan lalu lalang di jalanan depan rumah, namun tak digubrisnya. 

Matanya terpana pada kuncup bunga mawar di taman rumahnya. Tiba-tiba dirinya dikagetkan dengan  suara ramai anak laki-laki. Ada lima orang anak laki-laki berjalan beriringan. Mata Tina mengamati ada dua anak laki-laki berebut mengambil biji palem yang berwarna merah. 

"Bu ... buahnya diambil, " kata salah satu anak mengadu sambil menunjuk kedua temannya yang masih asik berebut. Kemudian anak ini tertawa bersama teman-temannya yang lain.


Salah satu dari anak yang mengambil biji itu spontan berkata, " bu ... aku minta ya."

Kemudian teman yang turut berebut ikut menyahut, " bu, minta." 

Mereka masih asik mengambil sambil bercanda. 

Tina hanya tersenyum seraya berkata, "ambil aja."


             Tak lama kedua anak itu berjalan sambil mengucapkan terimakasih. Dari mereka, ada yang melempar buah itu pada temannya. "Jadi teringat ketika masih SD dulu. Suka mengambil tanaman orang tanpa permisi, lalu digunakan untuk menjahili teman. Namun waktu itu, kami tidak berani ijin seperti anak-anak ini. Biasanya kami mengambil saat tidak ada pemilik rumahnya," ucap Tina dalam hati. Lamunan itu mengingatkannya untuk berpindah posisi yang disapu.


              Setelah teras rumahnya bersih, ditutup pintu depan rumahnya. Tina langsung disambut dengan kak Jeffry. 

"Bu ... nggak makan?" katanya sambil menirukan gaya anak laki-laki tadi. 

Tina hanya diam tapi telapak tangan langsung memukul pundak kakaknya. Sang kakak merintih kesakitan, Tina tertawa puas. Bukan hanya tangannya yang kekar, namun tubuhnya juga bulat. Pantas bila anak laki-laki itu memanggilnya ibu.

Image : id.lovepik.com
Image : id.lovepik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun