Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karya Sang Pencipta

22 Januari 2022   05:05 Diperbarui: 22 Januari 2022   06:51 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya pak, terimakasih," kata kami sambil mengangguk. Setelah kami tenang, bapak itu pamit menuju ke sawah. 

Kami mempertimbangkan medan selanjutnya, akhirnya memutuskan untuk memarkir motor di atas. Aku menyuruh agar Maya menunggu, biar aku yang membawa motor itu di parkiran atas. 

Dengan penuh kehati-hatian, kufokuskan perhatian pada jalan bebatuan, agar tak membuatku terpeleset seperti Maya. Akhirnya aku bertemu lagi dengan mas yang tadi menawari parkir. Tadi, memang tak menghiraukan beliau. Aku tersenyum sambil menitipkan motor. Di sana tampak tiga motor berjajar karena memang masih pagi.

Aku menuruni jalan, tampak Maya masih duduk dan ternyata tangannya cedera, namun sudah diberi plester. Ketika berdiri, Maya baru terasa bila kakinya cukup sakit akibat terjepit motor. 

Dia mencoba berjalan dengan pelan walaupun terhuyung-huyung. Aku pun mencari sebuah kayu yang cukup kokoh untuk dijadikan tongkat oleh Maya, sambil tangannya berpegangan dengan pundakku. Aku pun menuntunnya, tak masalah kami berjalan cukup pelan, asalkan sampai dengan selamat.

Ketika kami sampai di jalanan turun, benar kata bapak tadi, terlihat turunan tajam dengan bebatuan.

 "Tepat keputusan kami tadi, " pikirku. Beruntung kami tak membawa motor sampai sini. Untuk berjalan saja, kami harus memilih jalan yang bebas dari air, yang tak licin. Setelah turunan kedua kami lalui, akhirnya sampailah di kawasan air terjun. 

Terlihat tempat parkir, beberapa penjual dan toilet. Kemudian kami melangkah menuju pintu masuk, setelah membayar ticket. Saat kami melangkahkan kaki, terlihat suguhan bunga warna-warni di taman, beberapa spot foto dan juga pemandangan alam yang begitu indah. Udara yang begitu sejuk, suara burung dan gemericik air.

Mata kami menangkap karya Sang Maha Pencipta yang begitu cantik, banyak pepohonan, aliran sungai yang nampak segar dan air terjun yang sangat indah. 

Kami berfoto-foto di beberapa spot dengan angle yang cantik. Lalu kami bermain ayunan kayu sambil menyantap roti yang kami bawa, sebelum menyusuri hutan dan sungai untuk menikmati air terjun dari bawah.

Sungguh pengorbanan yang tak terbayar, dapat menikmati karya ciptaan Tuhan. Bersyukur bisa sampai di sini, inilah ceritaku, gadis yang suka menikmati alam, Fira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun