Memanjakan Lidah dengan Varian Makanan
Berbicara tentang makanan, tentu tak ada habisnya. Apalagi banyak varian dan menu makanan yang menarik serta menggugah selera. Beberapa makanan diimpor dan diadopsi dari berbagai wilayah dunia, dapat segera dinikmati di gerai foodcourt terdekat. Ditambah kuliner semakin menjamur dan menjadi gaya hidup masa kini.
Makanan yang disajikan tentu tak lepas dari teknik pengolahan. Ada beberapa cara pengolahan yaitu merebus, mengukus, menggoreng, membakar. Tentu rasa (taste) ketika lidah mencicipi sangat berbeda, apalagi bila disajikan dengan varian topping. Sebagian besar menjatuhkan pilihan pada cara pengolahan bahan makanan dengan menggoreng. Selain anti ribet (praktis), hasil sajian menarik serta bercitarasa gurih, crispy dan lebih nikmat di lidah.
Harga Minyak Goreng yang Kian Menanjak
Belakangan ini, minyak goreng di pasaran cukup banyak diburu. Selain stock terbatas juga harga yang terus melonjak. Banyak yang setia dan akrab dengan brand tertentu, akhirnya rela mengganti dengan brand lain yang ada di pasaran, demi mendapatkan barang. Pembelian pun juga dibatasi, agar semua konsumen terlayani.
Dilansir dari web GIMNI dalam liputan 6.com Jakarta, Kementrian Perdagangan (Kemendeg) melihat harga kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) masih akan terus naik di semester II 2021. "Proyeksi harga berpotensi naik karena kenaikan harga CPO," demikian dikutip dari data Kementrian Perdagangan, Jakarta, Kamis (16/9/2021). Bila bahan mentah mengalami kenaikan, maka akan mempengaruhi harga minyak goreng. Selain itu, kendala logistik terkait cuaca dan pengiriman barang juga turut bersumbangsih.
Bagi sebagian besar, mereka yang terbiasa bahan makanan yang proses pengolahannya dengan minyak, tentu mengalami sedikit kekuatiran. Begitu juga pedagang yang berjualan dengan bahan dasar pengolahan menggunakan minyak goreng, tentu memikirkan bagaimana agar mendapat pasokan minyak seperti biasanya.
Namun tak perlu dikhawatirkan Kemendeg terus berupaya menjaga pasokan dan harga minyak goreng dalam negeri dengan meminta asosiasi dan produsen minyak kelapa sawit untuk tetap memproduksi minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana, minimal hingga menjelang Natal dan Tahun Baru, ungkap Oke Direktur Jenderal Kemendeg dalam keterangan tertulis di Jakarta (6/11/2021) yang dilansir dari Liputan 6.com.
Apakah Minyak Baik untuk Kesehatan?
Seperti makanan tanpa garam, seperti itu istilah bagi mereka yang terbiasa mengkomsumsi makanan yang digoreng. Pada minyak mengandung lemak, dimana lemak juga yang dibutuhkan oleh tubuh seperti, karbohidrat, protein, vitamin, mineral.
"Intinya bukan berarti tidak boleh mengkomsusmsi makanan yang digoreng dengan minyak, tapi cara pengolahannya yang menjadi masalah", ungkap dr Vito A Damay, SPJP yang dilansir detik.health.com.
Agar kebutuhan dalam tubuh cukup dan tidak berlebihan, mengusahakan memasak atau menggoreng dengan sedikit minyak serta kebersihan minyak juga perlu diperhatikan.
Bila hal ini tidak diperhatikan maka akan meningkatkan kadar Kolesterol jahat (LDL) yang dapat memicu pembentukan plak aterosklerosis yang menjadi cikal serangan jantung, stroke, kanker dan penyakit degenetratif lainnya.
Solusi Terhadap Keterbatasan Minyak Goreng
Mengganti dengan minyak goreng nabati
Bagi sebagian besar yang suka mengkomsumsi makanan gorengan, tentu tak semudah membalik telapak tangan dengan merubah proses memasak menggunakan direbus atau dikukus. Namun solusi yang bisa digunakan, dengan mengganti minyak yang lebih sehat yang memiliki kandungan lemak tak jenuh lebih tinggi. Adapun diantaranya, yaitu minyak zaitun (olive oil), minyak kanola, minyak biji matahari (sunflower oil). Minyak wijen, minyak kedelai, minyak kacang, minyak kenari. Dengan penggunaan minyak nabati ini dijamin baik untuk kesehatan.
Mengolah makanan dengan teknik yang lain
Bila sebelumnya , teknik menggoreng menjadi teknik terfavourite dan terjitu dalam mengolah makanan. Saat ini, bisa untuk dipikirkan lagi kreativitas untuk mengolah bahan makanan yang tepat selain memenuhi nilai gizi dan juga menggugah selera makan.
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan diantaranya, :
Pengolahan makanan panas basah (Moist Heat)
Untuk teknik ini dalam prosesnya memerlukan cairan (air, kaldu, santan dan susu) sebagai media mengolah. Teknik ini dibagi dalam beberapa bagian yaitu, :
Merebus (boiling) yaitu mengolah bahan makanan dengan cairan yang sudah mendidih. Pengolah ini membutuhkan waktu dengan titik didih mencapai 100C, supaya bahan makanan menjadi lunak atau matang.
Misal, mengolah sayur, daging, dan umbi-umbian.
Merebus dengan menutup bahan pangan (poaching) yaitu mengolah bahan makanan dengan bahan cair sampai menutupi bahan pangan (tercelup), dengan menggunakan api kecil dibawah titik didih 92C - 96C. Biasanya makanan yang diolah berupa makanan lunak, yang mudah rusak strukturnya.
Misal, ikan, telur.
Merebus dengan sedikit cairan (braising) yaitu pengolahan makanan direbus dengan cairan setengah dari bahan makanan (direndam atau marinasi), dalam panci tertutup dan api dikecilkan. Fungsinya bumbu meresap dan bahan makanan lebih lunak. Setelah itu bahan makanan dipanggang dalam oven agar menyatu, lalu direbus lagi dengan sisa bahan perendam sampai cairan agak kering.
Misal, iga sapi.
Menyetup/menggulai (stewing) yaitu mengolah bahan makanan dengan terlebih dahulu ditumis, lalu dilanjutkan direbus dengan sedikit cairan, yang bertujuan aroma yang keluar bersatu padu dengan bahan makanan.
Misal, gulai kambing, opor ayam.
Mengukus (steaming) yaitu mengolah bahan makanan dengan uap air mendidih. Alat pengukus berupa panci bersusun, berisi air yang dipanaskan terlebih dahulu hingga mengeluarkan uap. Hasilnya, makanan menjadi lebih lembut, serta tetap menjaga nilai gizi.
Misal, bolu kukus, kue.
Mendidihkan (simmering) yaitu mengolah bahan makanan dengan saus atau bahan cair, yang terlebih dahulu didihkan dengan api kecil dibawah titik didih serta direbus dalam waktu lama. Biasanya untuk membuat kaldu dengan mengeluarkan ekstrak daging yang direbus.
Misal, soto, rawon.
Mengetim yaitu mengolah bahan makanan pada dua panci berbeda, satu besar berisi air dan satu kecil berisi bahan makanan. Untuk panci kecil diletakkan didalam panci besar.
Misal, tim ikan dori.
Pengolahan makanan panas kering (dry heat cooking)
Untuk pengolahan bahan makanan ini memerlukan minyak dalam pengolahannya. Teknik ini dibagi menjadi beberapa, yaitu :
Menggoreng dengan minyak basah (deep frying) yaitu mengolah bahan makanan dengan banyak minyak dan suhu tinggi 170C-190C, supaya makanan terasa crispy.
Misal, ayam crispy, jamur crispy.
Menggoreng dengan minyak sedikit (shallow frying) yaitu mengolah bahan makanan dengan menggoreng cepat menggunakan sedikit minyak dan hanya satu kali dibalik. Bahan makanan menjadi tidak terlalu matang, asam amino pada bahan makanan tetap, protein dan beberapa vitamin B sedikit menyusut.
Misal, ayam fillet, perkedel.
Menumis (sauteing) yaitu mengolah bahan makanan dengan sedikit minyak dan diaduk cepat dalam waktu singkat. Cairan yang digunakan adalah saus, krim, dan lainnya. Biasanya bahan makanan diiris terlebih dahulu sebelum ditumis.
Misal, capcay, tumis kangkung.
Memanggang (baking) yaitu mengolah bahan makanan melalui oven, dengan panas dari udara yang dialirkan oleh oven, yang dibantu minyak atau air.
Misal, pastry, roti, pie.
Membakar (grilling) yaitu mengolah bahan makanan di atas lempengan besi panas secara langsung yang berasal dari arang atau listrik. Suhu yang digunakan sekitar 92C. Biasanya diberikan sedikit minyak, mentega dalam pengolahan jenis ini.
Misal, ayam bakar, sate.
Menggoreng menggunakan microwave
Sebagian besar tentu sudah memiliki pemanas makanan (microwave) di rumah. Dari beberapa sumber mengatakan, selain berfungsi untuk memanaskan makanan, microwave punya banyak fungsi seperti mengetim, mengukus, merebus, memanggang, bahkan menggoreng sampai memasak.
Seperti menggoreng kerupuk, membuat telur urak-arik tanpa menggunakan minyak namun hasilnya cukup renyah seperti hasil gorengan. Membuat popcorn (berondong jagung) dan keripik kentang bisa dilakukan, dengan membutuhkan sedikit minyak atau mentega.
Menggoreng menggunakan Teflon
Peralatan yang dibutuhkan untuk menggoreng sudah tentu menggunakan wajan. Seringkali banyak keluhan bila wajan lengket, sehingga untuk mengantipasinya dengan menambahkan banyak minyak, supaya menghasilkan makanan yang bertekstur baik.
Mungkin bisa dicoba menggunakan teflon saat menggoreng karena teflon punya bahan antilengket, sehingga tidak membutuhkan banyak minyak (shallow frying), yang hasilnya juga tidak kalah nikmat dengan teknik (deep frying). Seringkali, banyak yang mengganti minyak dengan mentega, bila memasak dengan teflon.
Setiap kejadian tentu ada hikmahnya. Mungkin saatnya untuk kembali pada pola hidup sehat. Tubuh sangat memerlukan banyak asupan gizi termasuk karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan serat. Memang dengan adanya minyak, makanan menjadi nikmat disantap, namun apakah kandungan gizi yang diperlukan tubuh sudah terpenuhi atau hanya ingin memanjakan lidah saja. Makanan enak dan nikmat di mulut, belum tentu baik bagi tubuh.
Oleh karena itu saatnya untuk mengganti cara pengolahan makanan, sehingga gizi yang terkandung dalam sayuran, ikan dan bahan makanan tidak rusak karena pengolahan yang salah. Selamat berkreasi mengolah bahan makanan sehingga menghasilkan menu baru.
Daftar Pustaka
https://gimni.org -- siap-siap, harga minyak goreng bakal naik
https://m.liputan6.com -- harga minyak goreng menggila, Kemendeg beberkan penyebab dan cara meredamnya
https://health.detik.com -- tak hanya sebabkan kolesterol, minyak juga berguna bagi tubuh
https://www.matchware.com -- teknik pengolahan makanan
https://www.idntimes.com -- gak nyangka, 10 makanan ini bisa dimasak dengan microwave lho
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H