Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjuangan Hidup

22 Oktober 2021   05:00 Diperbarui: 22 Oktober 2021   05:12 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengapa sampai siang-siang begini masih mencari botol dan kaleng bekas?" banyak pertanyaan yang tak ada jawabannya.

Mataku masih mengikuti mereka, dimana gerobak itu di dorong ke rumah sebelah berikutnya.

Image: dekoruma.com
Image: dekoruma.com

"Udah nunggu lama ya?" tanya Dian dengan wajah ayunya.

Sapaan itu, mengagetkan dan membuyarkan fokus pada ibu pembawa gerobak. "Lumayan garing," jawabku yang agak tak fokus.

"Kamu nggak papa kan?" tanya Dian meyakinkan, yang melihatku bengong.

"Aku Cuma bingung aja," kataku sambil tangan kanan spontan menunjuk ibu itu.

"Owhh ... itu bu Suparmi yang rumahnya tak jauh dari sini. Dia memang mencari botol dan kaleng bekas setiap harinya. Kadang para tetangga dan kami di rumah, selalu menyisakan barang-barang itu untuk di beri padanya. Jadi kami memilah mana yang di kasih ke pak Mamat, yang mengambil sampah di komplek ini dan mana untuk bu Suparmi," jelas Dian sambil menatap bu Suparmi di kejauhan.

"Hebat sekali perjuangan bu Suparmi. Tapi aku kasian dengan anak-anaknya yang masih kecil, ikut bekerja panas-panas gini," kataku merasa iba melihat dua anak kecil yang kelelahan itu.

"Bu Suparmi betul-betul ibu yang tangguh. Dia mau membantu suaminya, pak Mamat untuk bekerja. Biasanya, dia mengambil barang-barang itu pagi hari. 

Namun kalau siang begini, biasanya diminta membantu tetangga untuk cuci-cuci atau bersih-bersih rumah. Memang anak-anaknya selalu ikut karena tak ada yang jaga di rumah," kata Dian menjelaskan bagaimana perjuangan bu Suparmi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun