Jack melempar rangselnya, seraya berkata, "mana Howard yang kukenal 'Pantang menyerah'."
Howard hanya terdiam, kemudian berkata, "bagaimana kalau dirikan kemah serta perapian kecil, supaya tubuh kita hangat? Baru melanjutkan perjalanan."
Jack tampak marah seraya berkata, "tak perlu. Kalau begitu kita berpisah. Aku akan melanjutkan perjalanan supaya petang sampai di perkemahan. Aku menantimu di sana."
Jack mengangkat rangsel dan berpamitan dengan Howard. Dia nampak berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Maklum masih belia, beda usia 10 tahun dari Howard.
Howard mencoba membuat perapian kecil, namun dibuyarkan oleh hembusan angin dan butiran salju. Kaki dan tangannya serasa membeku seperti es. Lalu dia teringat akan dan termos air panasnya, dituangkan sisa air. Walaupun sedikit namun cukup menghangatkan.
Saat melihat persedian makanan, tak ada roti atau crakers yang tersisa. Badannya mulai merasa kaku kedinginan, dicoba untuk mendekap rangselnya untuk memberi kehangatan, namun dia malah tertidur.
Selang beberapa saat, seorang muda berjalan di daerah itu. Kemudian pemuda itu mendekati Howard serta bertanya bertanya, "Sir, apa kamu baik-baik saja?"
Pemuda itu penasaran, melihat ada orang tergeletak di pinggir jalan.
"Dingin, aku sangat kedinginan," kata Howard kepada pemuda tadi.
"Dapatkah aku membantumu?" tanya pemuda itu seraya memegang tangan Howard.