"Ini makanlah, biar mendapat energi," kata Howard sambil memberikan sepotong roti untuk Jack.
"Simpanlah, aku belum lapar. Bila kekenyangan, aku tak kuat berjalan," jawab Jack menolak roti itu.
Howard tersenyum dan berkata, "sepotong roti ini, tak akan merintangimu menuju puncak. Malah akan menghangatkanmu." Dia tak patah arang menawarkan sepotong roti itu.
Jack memandang puncak gunung itu dengan takjub, tak didengarkan perkataan sahabatnya. Lalu kakinya melangkah, melihat arah bawah dan pohon-pohon di depan.
Tidak seperti Howard, benar-benar dimanfaatkan waktu untuk beristirahat.
Jack merasa bosan, lalu berkata ,"ayoo kita lanjutkan perjalanan, agar petang bisa mendirikan tenda."
Jack tak sabar menuju tempat perkemahan, dia berjalan lebih dulu di depan. Udara bertambah dingin menusuk tulang, namun tak menyurutkan niat Jack untuk maju terus.
******
Setapak demi setapak, jalanan tertutup es dilalui dengan penuh perjuangan. Kadang, di tengah jalan mereka terhenti, mengumpulkan energi.
"Bila seperti ini, kita tidak akan sampai ke perkemahan pinus petang ini," kata Jack kepada rekannya dengan pesimis.
Howard dengan nafas terengah-engah berkata, "aku tidak kuat bila terus berjalan. Jalanan itu terasa berat dan tubuhku semakin tercekam kedinginan."