Indahnya pagi dengan pemandangan warna-warni tanaman bunga mawar serta krisan putih. Hobi menanam bunga sang kakek sebagai wujud ungkapan sayang. Bercengkrama dengan cucu kesayangan sambil membagi cerita.
Embun pagi masih menyelimuti dedaunan, kelopak bunga yang ayu dengan bulir air embun yang menguap. Sang kakek dengan riang memangkas batang serta daun yang layu di taman depan rumah, dikagetkan oleh cucu perempuannya. Si kecil imut, manis, berambut pirang dengan mata coklat berbinar, yang biasa di panggil Lily. Anak yang lincah dan selalu ingin tahu.
“Kung, bunganya kok dipotong?” tanyanya sambil menunjukkan wajah tak suka.
Kakek pun tersenyum lalu membalas, “kung hanya menyiangi tanaman.”
“Apa? Kung memotongi semua tanaman?“ tanya Lily antusias dengan raut muka mau marah.
“Hahaha … kalau semua tanaman dipotong, kita tidak bisa melihat mekarnya bunga-bunga. Kung hanya mengambil bagian daun yang kering dan tidak sehat serta memotong cabang agar bisa tumbuh daun baru atau tunas baru,” terang kakek sambil tersenyum pada Lily.
Lily pun semakin tertarik dengan jawaban kakek. “Oo, nanti akan tumbuh bunga yang indah. Aku mau bantu kung,” pintanya merayu kakeknya.
“Boleh, kamu mengambil daun yang kering saja. Tapi hati-hati, kena duri ya,” pesan kakek. Lily pun mengangguk dan mulai mengumpulkan daun yang kering pada mawar.