Memasuki tanggal 17 Agustus 2001, mereka semakian lama saling menaruh simpatik mendalam di hati mereka. Setiap malam sekitar 15 menit mereka selalu terhubung melalui video call untuk melepas rindu dan berencana untuk bertemu di bulan September. Dan di malam itu melalui video call, mereka memutuskan untuk berpacaran. Lagi dan lagi melalui video call. Dan uniknya, bersama dengan kemerdekaan negara Indonesia sama-sama memerdekakan kasih mereka. Alamak. Hi..hi...
Ada banyak kebiasaan buruk di masing-masing pribadi ini mengalami perubahan. Lusi yang dahulu kurang mampu mengontrol emosi menjadi pribadi yang mampu mengolah emosinya. Demikian pula, Rendi menjadi pribadi yang hanya menyimpan masalahnya sendiri dan acap kali sakit karena terlalu memikirkan masalahnya menjadi pribadi yang mau berbagi untuk memecahkan persoalan bersama. Ada banyak perubahan positif yang signifikan dialami oleh keduanya, bahkan beribadah secara virtual juga mereka lakukan.
Tetapi satu kendala dalam hubungan mereka yang tak kunjung terlaksana yaitu bertemu secara nyata (face to face in the real-time). Lantas kekecewaan karena tak bisa bertemu, selalu menghantui hubungan mereka. Rendi selalu saja membuat janji untuk menemui Lusi di Medan. Tetapi selalu saja janji kosong, tetapi Lusi selalu memberi kesempatan dan peluang untuk menepati janji.
Hingga satu ketika dalam perjalanan 1,5 tahun mereka menjalani hubungan, Rendi berjanji menghadiri hari istimewa Lusi yaitu selebrasi wisuda tetapi tak juga hadir dan menepati janji. Lusi menangis dan memutuskan untuk tidak lagi menjalani hubungan yang tidak riil tersebut dan akhirnya mereka menyelesaikan hubungannya.
Dalam hati Lusi mengatakan,
"Benar memang aku sudah terlanjur meletakkan perasaanku padanya dan sesungguhnya aku terlanjur mencintainya, tapi hubungan ini tidak akan sehat lagi untuk dijalani, karena yang paling penting bagiku adalah komitmen dalam hubungan bukan janji, tapi aku mau belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama terutama pacaran dengan orang yang belum pernah bertatap muka langsung.
"Lebih dari itu, aku belajar berterimakasih pada Tuhan karena adalah pengalaman berharga bagiku untuk mengenal dan belajar dari bang Rendi"
Pengalaman ini kusebut dengan "pacar video call"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI