Mohon tunggu...
Kristin Diany
Kristin Diany Mohon Tunggu... Desainer - Interior design student of Petra Christian University

when you can't find sunshine, be the sunshine

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bahagia Itu Sederhana: Mengenal Gaya Hidup Minimalisme hingga Konmari Method

30 November 2019   04:21 Diperbarui: 30 November 2019   04:35 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kamar yang berantakan (foto: hercampus.com)

Duh! Kamu udah capek sama barang-barang yang berantakan? Kamu ingin lebih terorganisir?  Yuk simak artikel ini!

Minimalisme merupakan konsep pemikiran atau prinsip dalam menjalani hidup sederhana untuk diterapkan ke dalam segala aspek kehidupan. Gaya hidup minimalisme membawa kita untuk mengurangi segala sesuatu yang tidak begitu diperlukan dalam hidup tetapi hanya memiliki apa yang kita butuhkan saja.

Kita tidak lagi membeli pernak pernik atau apapun itu yang tidak memberi dampak signifikan dalam kehidupan kita. Gaya hidup minimalisme mengajarkan kita untuk bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini.

Kita tidak lagi bersifat konsumerisme, dengan kata lain konsumerisme berarti tidak pernah puas untuk membeli dan membeli. Pola hidup minimalisme ini banyak diterapkan oleh masyarakat Jepang yang tinggal di perkotaan dan dipengaruhi ajaran Buddhisme Zen.

foto: blog.westelm.com
foto: blog.westelm.com
Untuk memulainya, tentu membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan gaya hidup ini, karena harus ada niat yang berasal dari dalam diri sendiri dan komitmen untuk melakukannya.

Namun seiring kita melakukannya, gaya hidup minimalisme memberikan dampak positif terhadap pola pikir dan kehidupan kita. Lalu apa hubungan hidup bahagia dengan gaya hidup minimalisme? Mari simak poin-poin berikut ini.

1. Mengurangi sebagian Beban dalam Hidup

foto: wellandgood.com
foto: wellandgood.com

Barang yang menumpuk di tempat tinggal kita membuat kita harus menyisihkan tenaga, pikiran, dan waktu yang ekstra untuk merawatnya. Terkadang, ketika tidak ada waktu untuk merawat atau merapikannya, barang-barang tersebut akan dibiarkan terlantar akibatnya, barang tersebut akan rusak dengan sendirinya atau menjadi kotor sehingga masalah pun muncul dan ruang pun semakin sempit.

Namun apabila kita menerapkan gaya hidup minimalisme, kita merefleksikan kembali, apakah barang tersebut benar-benar kita butuhkan? Apabila tidak, kita tidak perlu menyimpan atau membelinya.

Kuncinya adalah merelakan barang-barang yang tidak memberi pengaruh terhadap hidup kita. Dengan begitu akan mengurangi effort kita dalam mengurus barang-barang tersebut serta kita tidak perlu lagi memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya kita pikirkan.

2. Keuangan Stabil dan Teratur

foto: earth911.com
foto: earth911.com

Siapa yang tidak mau keuangannya stabil? Pepatah "sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit" cukup bisa menggambarkan gaya hidup minimalisme yang dengan hal-hal kecil dan sederhana seperti tidak membeli barang-barang yang kita butuhkan, kita jadi bisa menyisihkan uang kita untuk ditabung.

Ketika sudah menjalani gaya hidup minimalisme, kita tidak akan iri melihat gaya hidup orang diluar sana yang dianggap lebih glamor karena kesederhanaan adalah yang utama. Prinsip hidup minimalisme juga membawa kita untuk lebih fokus dengan pekerjaan.

Selain waktu yang digunakan lebih bermanfaat dan produktif, dengan memiliki gaya hidup minimalisme kita menjadi lebih banyak refleksi terhadap diri sendiri, sehingga kita yang lebih tahu tujuan hidup kita.

3. Bersyukur dengan Kehidupan Kita

foto: theminimalists.com
foto: theminimalists.com

Sifat konsumerisme membuat kita tidak pernah merasa cukup dengan apa yang kita miliki saat ini. Memiliki rasa keinginan tinggi untuk membeli barang yang diinginkan. Sedangkan dalam hidup minimalisme, kita hidup berdasarkan atas apa yang kita butuhkan dan bukan hidup atas apa yang kita inginkan.

Begitu pula dalam gaya hidup minimalisme, kita selalu memperbaiki dan membangun apa yang ada di dalam diri kita secara mendalam dan bukan hidup atas apa yang dilihat orang lain dari luar. Dengan menganut prinsip minimalisme ini, kita bisa belajar untuk selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki.

Gaya hidup minimalisme sendiri memiliki kaitan yang cukup erat dengan Konmari method yang sudah cukup booming di dunia online. Apa kaitan dari Konmari method dengan gaya hidup minimalisme?

Marie Kondo, konsultan kerapian asal Jepang (foto: goodhousekeeping.com)
Marie Kondo, konsultan kerapian asal Jepang (foto: goodhousekeeping.com)

Konmari adalah sebuah metode merapikan yang terinspirasi dari pendekatan minimalisme, dipopulerkan oleh seorang konsultan kerapian asal Jepang yang mendunia, Marie Kondo. Slogan "sparks joy" yang sering digunakan sebagai prinsip Marie Kondo dalam merapikan barang yang jika diartikan ke Bahasa Indonesia berarti "memancarkan kebahagiaan".

Dalam hal merapikan barang, semua barang akan dikeluarkan dan diseleksi, serta merasakan mana yang "memancarkan kebahagiaan" dan tidak? Apabila barang itu tidak memancarkan kebahagiaan, maka yang perlu dilakukan adalah merelakan barang itu pergi.

Metode Konmari juga mengajarkan merapikan barang dengan cara mengkategorikan barang-barang tersebut berdasarkan jenisnya. Hal ini bertujuan untuk mempermudah kita dalam menemukan barang-barang kita.

Melipat baju dengan Konmari method (foto: edupaint.com)
Melipat baju dengan Konmari method (foto: edupaint.com)

Segala hal mengenai Konmari method tertulis dalam buku Marie Kondo yang berjudul "The Life-Changing Magic of Tidying Up". Buku ini membahas tentang merapikan dimulai dari hal-hal yang mendasar dan refleksi diri seperti mengenali tujuan kita merapikan dan suasana, keadaan rumah seperti apa yang kita inginkan saat kita pulang kerja.

Buku karya Marie Kondo (foto: goodreads.com)
Buku karya Marie Kondo (foto: goodreads.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun