Mohon tunggu...
H K
H K Mohon Tunggu... profesional -

penikmat alam - pembaca - penggila futsal - sedang belajar menulis - penggemar bahasa prancis ..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Itu Emakku...

18 November 2013   10:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:01 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ya, begitulah emakku, emak yang cerewet tapi sebenarnya baik hatinya. Emak yang punya daya magisnya sendiri.
Ini serius dan benar-benar terjadi padaku. Jika ada ayat di Alkitab yang mengatakan "hormati ayah dan ibumu, agar kelak panjang usiamu di bumi", maka itu benarlah adanya. Akan kuceritakan sebuah kisah sebagai buktinya.

Kala itu saat kami masih tinggal di rumah kontrakan, saat aku masih SD, saat aku marah sama emak, entah karena apa, aku sudah lupa. Yang pasti saat itu aku ngedumel sendirian, memaki emakku untuk sesaat. Beberapa waktu kemudian, aku hendak menyalakan radio tape yang kami punya, dan di saat itu aku tersetrum karena memegang tombol play di radio tape itu. Aneh. Dengan sangat terkejut bercampur takut, ku teriakkan nama "emaaak". Dan di saat itu dia datang menolongku.
"Makanya jangan ngelawan sama mamak, kualat tuh.", ujarnya santai.

Ya dua kali sudah aku kesetrum karena marah-marah sama emakku. Dan kalimat pertama yang keluar di saat-saat seperti itu adalah nama emak yang selalu terlontar. Hihi..

Ya, itulah emakku.

Ya kini emak sudah semakin tua, semakin beruban, semakin keriput, tapi semangatnya masih semakin kuat.

-----

Ciledug, tempat tulisan ini dibuat tengah malam ini terbuat dari rintik hujan yang belum juga mau berhenti jatuhnya, bersama rima tak tik merdunya air menyentuh genting, mengiringi doaku untuk emak agar Tuhan selalu menjaganya.

*yang rajin yah mamak ke greja, biar Tuhan semakin sayang sama emak*

*doa terakhir itu selalu dibantah sama emak, "Rajin ke gereja tapi ada orang sakit, miskin dibiarin aja sama orang gereja, ya sama aja bohong"*

Rupanya emakku lebih memilih mengesampingkan formalisme keagamaan, kalau boleh mengutip kalimat Bapak Bambang Subandrijo, Ph.D, dan lebih mengedepankan aksi nyata dalam hidup bersaksinya.

With love for my mom..

Ciledug, 17 november 2013, 00:43am

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun