Mohon tunggu...
Kristianus Ato
Kristianus Ato Mohon Tunggu... Administrasi - Pendiam

mencoba yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumus Logika Kelahiran si Boy

24 Oktober 2019   17:14 Diperbarui: 24 Oktober 2019   17:36 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Boleh saja kalau mau kerja lagi. Tapi Boy kan baru 4 bulan. Nanti siapa yang rawat??" Tanya tuan Jeremy

"Sssssssstttttt.... biar nanti saya yang urus saja." Balas Ny. Jeremy sambil menempelkan jari di kedua bibirnya.

Sepeninggalan Elvys ke kota, malah semakin membebani aktifitas Ny. Jeremy. Maklumlah. Ny. Jeremy orangnya super aktif. Ia tak mau mengharapkan gaji dari suaminya yang hanya buruh pemetik sawit. Ia memanfaatkan lahan kecil di depan beranda baraknya dengan membuka kios kecil - - menjual bahan sembako dan makanan kecil lainnya. Ia juga menerima jasa tambal ban. Semua ia kerjakan sendiri. Makanya kulit wajahnya tak semulus ibu - ibu kompleks. Tapi hitam legam seperti suaminya.

Nah kehadiran si Boy ini praktis menghambat semua aktivitasnya. Semua urusan jadi semrawut. Belum lagi mengurus Arthur - anak lelakinya yang baru berumur 5 tahun. Akibatnya hampir 2 minggu ini setiap malam badannya panas dan menggigil karena kecapekan.

Bersama suaminya, mereka ambil keputusan untuk mengantar pulang si Boy ke kampung halaman untuk di rawat atau di besarkan di kampung saja. Rencana ini tidak di beritahukan kepada Elvys karena si Boy sudah pasti anak mereka. Bagaimana tidak, bila Elvys mau mengambil anaknya harus membayar lunas. Total pengeluaran selama ini sebesar 105 juta rupiah. Elvys pasti tidak mampu menebusnya.

Tiba di bandara Ny. Jeremy menggendong Boy sambil menenteng sebuah tas berwarna coklat berisi botol dot dan susu bayi. Sementara suaminya menggendong Arthur dan menarik sebuah koper besar. Mereka cepat-cepat menuju pintu utama. Namun tiba-tiba tangan Elvys menarik sarung gendongan. Hampir saja Ny. Jeremy terjatuh.

"Mau di bawa kabur kemana anakku. Aku yang mengandungnya. Aku yang merasakan sakit ketika melahirkan. Kenapa kalian begitu tega mengambil paksa dariku??? Memisahkannya dariku tanpa izin." Bentak Elvys dengan suara meninggi. Sontak membuat kaget petugas bandara.

"Oh... jadi kau mau ambil anakmu? Mana perjanjiannya? Kembalikan uang-uangku. 105 juta sekarang juga."
Kata Ny. Jeremy sambil menatap tajam penuh sinis ke wajah sepupunya.

Tak lama kemudian petugas bandara mengamankan mereka ke ruang pemeriksaan. Mereka di interogasi secara terpiasah. Naasnya Ny. Jeremy dan suaminya tetap di tahan untuk proses lebih lanjut di kantor kepolisian. Sebab dari hasil interogasi tidak di temukan bukti kuat kalau si Boy di jaminkan atas biaya persalinan. 

Tidak ada perjanjian tertulis juga. Malah kedua suami istri ini bakal di kenakan pasal penculikan anak. Sementara itu Elvys di bebaskan bersama Boy anak lelakinya. Iya tersenyium puas ketika hendak melewati Ny. Jeremy dan suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun