Mohon tunggu...
Kristianus Ato
Kristianus Ato Mohon Tunggu... Administrasi - Pendiam

mencoba yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Kabar Mengejutkan

1 Januari 2018   14:55 Diperbarui: 2 Januari 2018   22:06 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah mengapa seminggu terakhir ini Edward berkeinginan untuk mencari tahu kabar keberadaan kedua sahabat karibnya semasa kuliah di salah satu kampus swasta elit di Surabaya. Ada rasa kangen yang mendalam mengenang kembali masa itu. Di kelas selalu duduk paling belakang. Bersama mengerjakan tugas mata kuliah apapun. Hingga bolos kuliahpun bareng.

Namun kebersamaan ini pupus begitu saja selepas wisuda di tahun 2007 silam. Masing - masing sibuk dengan dunianya sendiri. Nyaris tak pernah bersua atau sekedar bertegur sapa via telp/sms.  Bahkan friendship list di beberapa media sosialpun tak ada nama kedua sahabatnya. Aneh!!

Padahal di era kecanggihan teknologi informasi seperti sekarang ini seharusnya segala sesuatunya mudah  terkoneksi. Edward bolak balik mengetikan nama " Ahyan P dan Mujib S" pada laman facebook tapi yang muncul bukan wajah kedua sahabatnya. Demikian juga kedua nama itu di lakukan pencarian melalui mbah google hasilnya nihil. Tidak ada notifikasi yang mengarah ke media sosial mana kedua sahabatnya bergabung. Hanya memunculkan lembaga saat menempuh pendidikan. "Achhh... mungkin saja mereka menggunakan nama samaran dalam bermedia sosial," gumamnya.

Teman sekelas lain pun sama. Tidak tahu menahu kabar berita Ahyan/Mujib. Pupuslah sudah harapan untuk berjumpa dengan sahabat lama. Edward menyerah. Tidak ada cara lain lagi.

***

Jumat pertama di bulan Desember. Hari itu langit kota pahlawan di selimuti awan gelap gulita ber-rinai gerimis. Sementara di jalanan, lalu lalang para lelaki berpakaian koko, bersarung dan berkopiah berjalan beriringan menuju masjid yang terletak di ujung kampung. Sebab hari ini tanggal 1 Desember 2017 adalah hari libur nasional untuk merayakan hari raya Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tidak demikian dengan Edward. Ia hanya berdiam diri di kamarnya. Sebenarnya sudah ada rencana ingin bepergian bersama beberapa temannya namun di urungkan karena cuaca yang tidak memungkinkan. Tersiar kabar bahwa hujan deras dua hari yang lalu masih menyisahkan kenangan pahit memilukan. Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor menjadi masalah serius bagi pemerintahan saat ini.

Untuk membunuh kebosanan, Edward merombak perabotan dalam kamarnya. Almari pakaian yang semula terletak di samping jendela bertukar posisi dengan meja kerja. Kemudian membuka laci dan merapikan buku - buku dan kertas - kertas yang berserakan. Ia juga mensortir buku/kertas yang tidak terpakai lagi untuk di musnahkan. Tetiba Ia menemukan sebuah old phone book. Terlihat lusuh serta beberapa halaman terlepas karena gulungan kawat perekat rusak.

Perlahan Edward membuka lembaran yang masih utuh. Di halaman pertama Ia menemukan nama beserta alamat pengkap "Putri T. Astuti". Seketika wajah wanita itu terlintas, membawanya kembali pada beberapa tahun silam. Ia sangat menyukai gadis berlesung pipi itu. Hai inilah yang membuatnya susah move hingga saat ini masih saja membujang. Sedangkan kabar terakhir yang di dapat gadis itu telah di karuniai 3 orang anak. "Hmmm... kenapa kau menolak cintaku putri? Aku benar - benar tulus mencintaimu". Gumamnya.

Kemudian Ia kembali membuka halaman berikut. Di bagian ini tidak tercantum alamat lengkap. Hanya nama dan nomor telp/HP. Edward melihat satu persatu dan sesekali berhenti beberapa detik untuk mencoba mengingat rupa wajah orang tersebut. Ada masih di ingat ada yang sudah tidak di ingat lagi. Kedua sahabat yang di caripun tak terdaftar.

Edward lalu meninggalkan kamarnya begitu saja. Tanpa menata kembali barang - barang yang telah di utak atik. Ia harus segera bertandang ke rumah salah seorang teman club touring di bilangan Kebraon - Surabaya. Kebetulan hari libur ada acara makan bersama.

***

Dinding ruang tamu itu terpajang beberapa lukisan dan foto. Ada sebuah foto berbingkai hitam berukuran 5R (5 x 7 inchi), menempel tepat di atasnya aquarium. Diantara 8 orang dalam foto tersebut hanya 2 orang yang di kenal yaitu sang empunya rumah dan salah seorang sahabat lamanya Ahyan.  

Walau ada perubahan drastis namun Ia meyakini dirinya kalau yang di lihat dalam foto tersebut adalah Ahyan. Ia tak langsung bertanya karena temannya masih terlihat sibuk menerima kedatangan teman lainnya. Pandangan Edward kembali di fokuskan pada aquarium di hadapannya. Paling tidak ada 8 jenis ikan hias beraneka warna dan wujud dalam aquarium tersebut. Mereka berenang kesana kemari tanpa mengganggu satu sama lain. Hanya sesekali berkejaran melintasi celah karang.

Saat yang di nantikan pun tiba. Lunch time. Menu yang tersaji gurami asam manis, ayam goreng crispy, cap cay, bihun goreng dan buah - buahan. Semua menu di lahap habis tak tersisa oleh 15 orang yang hadir. Selesai makan Edward mengajak Huda (pemilik rumah) ke ruang tamu untuk mengorek informasi mengenai keberadaan Ahyan.

"Oh itu si Ahyan. Dulu kami satu divisi di PT. Malangnasibku. Waktu itu dia menjabat sebagai general manajer untuk Wilayah Indonesia Timur. Namun hanya 2 tahun saja karena terlibat kasus. Kabar terakhir Ia tinggal di daerah Menganti. Coba datangin kesana saja".

Berbekal informasi teraebut Ia meluncur ke TKP. Setelah bertanya sana sini akhirnya ketemu juga rumah Ahyan. Sebuah rumah kecil sederhana berdinding anyaman bambu dan tak berjendela terhimpit di antara bangunan besar dan mewah lainnya. Ada perasaan mengganjal karena kedatangannya tanpa perjanjian. Namun kerinduan yang mendalam mampu membenamkan semua pemikiran negatif.

Tok... tok...tokk!!

" Apa benar ini rumah pak Ahyan?" Tanya Edward pada seorang wanita yang membukakan pintu.

"Iya benar saya istrinya. Ada apa ya?" Tanya nya yang hampir menutup kembali daun pintu. Edwardpun menjelaskan kedatangan dirinya. Sehingga lambat laun pintu di buka lebar dan mempersikahkan tamu masuk. Kemudian bercerita panjang lebar bersama istri Ahyan.

Betapa mengejutkan kabar si Ahyan. Ia sedang menderita sakit stroke. Seluruh anggota tubuhnya tidak bisa di gerakan. Berbicarapun susah. Selama ini tidak bisa berobat kemana mana karena terkendala biaya. Iya hanya berbaring di rumah dan mengandalkan uluran tangan belas kasihan tetangga. Sedangkan kabar lebih mengejutkan ternyata Mujib telah meninggal dunia sekitar 5 bulan yang lalu karena kecelakaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun