Ku pungut satu per satu sisa-sisa senja dipelupuk mata
pecahan cahaya yang tak lagi sempurna
memungut lalu menempelkan pada dinding kamar
sampai ia tertelan, lenyap, sia-sia
ku pungut serpihan sisa rasa
membungkusnya dalam-kata                                               Â
lalu mengejanya dalam remang-remang senja
berharap ada yang mempunyai telinga
ku pungut sisa-sisa senyum
ku tampung dan ku gabung
lalu tergenang
sehingga dikenang
sementara ku mencatatnya
memunggut sisa-sisa senja di pelupuk mata
dari serpihan yang tak sempurna
memungut serpihan rasa
membalutnya dalam kata lalu mengejanya
menampung sisa-sisa girang dalam senyum yang bermakna ganda
menumpuk dan tergenang,
lalu dikenang....
akulah pemulung itu Tuhan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI