Mohon tunggu...
Tiano Garman
Tiano Garman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pecinta Kebijaksanaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemulung Tuhan

4 Maret 2024   18:00 Diperbarui: 4 Maret 2024   18:01 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar muslimahtimes.com

Ku pungut satu per satu sisa-sisa senja dipelupuk mata

pecahan cahaya yang tak lagi sempurna

memungut lalu menempelkan pada dinding kamar

sampai ia tertelan, lenyap, sia-sia

ku pungut serpihan sisa rasa

membungkusnya dalam-kata                                                                                              

lalu mengejanya dalam remang-remang senja

berharap ada yang mempunyai telinga

ku pungut sisa-sisa senyum

ku tampung dan ku gabung

lalu tergenang

sehingga dikenang

sementara ku mencatatnya

memunggut sisa-sisa senja di pelupuk mata

dari serpihan yang tak sempurna

memungut serpihan rasa

membalutnya dalam kata lalu mengejanya

menampung sisa-sisa girang dalam senyum yang bermakna ganda

menumpuk dan tergenang,

lalu dikenang....

akulah pemulung itu Tuhan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun