Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ruang Gerak Banteng di Markas Besar Ganjar

27 Agustus 2023   21:41 Diperbarui: 27 Agustus 2023   21:42 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PDIP melakukan Apel Siaga Pemenangan Ganjar Pranowo di Semarang. Sumber: jateng.antaranews.com

Jawa Tengah justru dilihat sebagai episentrum kekuatan politik yang rawan pasca relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) mendeklarasikan Prabowo sebagai jagoan di Pilpres 2024 mendatang. Usai Prabowo unjuk kekuatan di Jawa Tengah bersama Budiman, publik justru mulai bertanya-tanya; kok bisa di Jawa Tengah? Bukankah Jawa Tengah merupakan basis Ganjar Pranowo si jagoan banteng?

Ganjar Pranowo adalah anak panah yang diasah PDI-Perjuangan. Ganjar, selama ini memang bermukim dan berkarya di Jawa Tengah. Dengan kata lain, Jawa Tengah menjadi markas besar Ganjar dalam dinamika politik. Sebagai seorang gubernur, Ganjar tentu memiliki rekam jejak yang wajib diendapkan di ingatan masyarakat Jawa Tengah. 

Aksi blusukan ke rumah warga, wataknya yang fast respon, karakter nasionalis, dan sikapnya yang toleran membuat Ganjar diakui masyarakat Jawa Tengah. Bukan hanya aksi "turun ke bawah," 

Ganjar juga dikenal karena keaktivannya di media sosial. Ganjar dalam beberapa akun media sosialnya selalu aktif  memperlihatkan dinamika kerjanya sehari-hari. Dari sini, sosok Ganjar pun terbilang tak terlalu jauh dari meja diskusi masyarakat.

Ketika Ganjar sudah kokoh di markas besarnya (mabes) Jawa Tengah, publik tiba-tiba dikagetkan dengan aksi deklarasi relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu). 

Mengambil locus  yang sama, relawan yang mengusung bakal calon presiden (capres) dari partai Gerindra itu berusaha mendekonstruksi wajah Jawa Tengah menjadi sebuah poros kekuasaan baru. Bagi relawan Prabu, tak ada wilayah kekuasaan yang pasti untuk sebuah dinamika politik. 

Di mata Prabowo dan Budiman, Jawa Tengah adalah locus politik pembanding bagi kandidat lain, seperti halnya Ganjar Pranowo. Aksi unjuk kekuatan Prabu di Jawa Tengah pada Jumat (18/8/2023) sejatinya mengarah pada upaya pelemahan Ganjar di kandangnya sendiri. Aksi deklarasi Prabu juga seolah-olah menciptakan cap tertentu bahwa markas besar Ganjar sewaktu-waktu bisa disusupi.

Di Jawa Tengah, Ganjar seperti digebuk. Jika poros kekuatan baru Prabowo bisa memperlebar sayap di Jawa Tengah dan sekitarnya, Ganjar justru akan tertatih-tatih untuk menarik para pendukung lamanya. 

Dalam hal ini, kita pun sepakat bahwa politik dan kekuasaan pada dasarnya dinamis. Ketika Ganjar mengandalkan trust nostalgia yang pernah dialaminya selama menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah, hal itu kadang justru meninabobo Ganjar dan timnya bahwa hal serupa akan dipertahankan pada Pilpres 2024 mendatang. 

Dalam catatan saya, kandidat lain bisa saja mengambil momen trust nostalgia ini sebagai celah untuk merekonstruksi citra Ganjar ke depan. Cara-cara yang dipakai mungkin lebih sederhana -- deklarasi tim pemenang di wilayah lawan politik. Trik-trik seperti ini akan me-review cara berpikir masyarakat agar melupakan kandidat-kandidat tertentu. 

Hemat saya, Ganjar berada di pusaran "politik bedah rumah" ini. Ganjar yang saat ini menjadi pemimpin Jawa Tengah bisa saja diserang menggunakan data-data superfisial seperti indeks kemiskinan Jawa Tengah yang semakin menguat. Semua mekanisme "politik bedah rumah" ini akhirnya bertujuan untuk memecah-belah dukungan di kalangan masyarakat bawah (grassroot).

Melawan semua bentuk provokasi dan aksi dekonstruksi markas besar Ganjar di Jawa Tengah, kubu PDI-Perjuangan pada Jumat (25/8/2023) langsung mengadakan Apel Siaga Pemenangan Pemilu di Stadion Jatidiri Semarang. 

Ganjar dan tim banteng bahkan mengerahkan 33 ribu kader PDI-Perjuangan untuk membentuk tim siaga di markas besar Jawa Tengah. Taktik banteng, dalam hal ini memang harus sigap. Kubu banteng dan Ganjar tak mau beberapa wilayah kekuasaannya diambil-alih lawan politik yang lain. 

Apel Siaga Pemenangan Pemilu PDI-Perjuangan juga mempertegas bahwa Presiden Jokowi dan kubunya sejajar dengan visi PDI-Perjuangan. Apel Siaga dengan kata lain adalah anti-tesis dari rumor jahat yang beredar saat ini.

    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun