Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Doni Salmanan dan Cuan Para Korban

5 Agustus 2022   16:30 Diperbarui: 5 Agustus 2022   16:36 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Doni Salmanan ketika diantar ke JPU. Foto: https://www.tribunnews.com/.

Nasib uang para korban penipuan bisnis trading Quotex yang melibatkan terdakwa Doni Salmanan kini tak menentu. Saat ini para korban merasa sangat dirugikan akibat raibnya uang puluhan juta rupiah karena tergiur bisnis trading dengan sang afiliator Doni Salmanan. Doni saat ini tengah disidangkan di Pengadilan Negeri Bale Bandung, Baleendah, Kabupaten Bandung, Kamis (4/8/2022).

Beberapa dari korban penipuan bisnis trading ini juga ikut hadir dalam persidangan. Mereka sangat berharap uang yang pernah masuk dalam kantong bisnis terdakwa afiliator bisa dikembalikan. 

Uang yang mereka dapatkan sejatinya diambil dari uang tabungan, jualan motor, dan pinjaman di bank. Hal inilah yang membuat para korban berharap agar uang mereka bisa dikembalikan dari sang afiliator. Dan, saat ini para korban tengah menyicil pengembalian uang yang telah hilang tersebut.

Dari keterangan terdakwa di persidangan, uang yang didapatkan dari para korban digunakan untuk membiayai pernikahan dengan istrinya Dinan Nurfajrina.

Selain digunakan sebagai modal untuk berlangsungnya acara pernikahan, uang tersebut juga digunakan oleh sang afiliator untuk membeli barang-barang mewah. Uang hasil penipuan justru untuk kesenangan pribadi si terdakwa.

Fakta-fakta ini terlihat jelas saat jaksa penuntut umum (JPU) membacakan dakwaan pada persidangan perdana kasus trading di Pengadilan Negeri Bale Bandung. Kepada sang istri Dinan, Doni memberikan uang senilai Rp 50 juta untuk down payment vendor pernikahan. 

Selain DP untuk vendor pernikahan, terdakwa juga memberikan uang senilai Rp 200 juta untuk keperluan sehari-hari istrinya. Angka yang sangat fantastis untuk belanja keperluan sehari-hari.

Nama sejumlah artis sepertinya masuk dalam litani penerima aliran duit dari sang afiliator. Penyanyi Rizky Febian, misalnya menerima uang sebesar Rp 400 juta atas kegiatan pembelian lelang minuman. 

Selain Rizky Febian, ada juga Reza Arapp Oktavian senilai Rp 1 miliar. Menurut jaksa, dari peristiwa ini, ada sebanyak 142 orang mengalami kerugian dengan total Rp 24 miliar.

Jumlah ini bukanlah angka yang sedikit. Ketika para traders atau afiliator melancarkan serangannya, ada begitu banyak korban yang mudah dipengaruhi dan dibawa masuk ke dalam lingkaran penipuan. 

Iming-iming menggandakan uang dalam jumlah yang besar dengan waktu yang relatif singkat, para korban justru kini kehilangan semuanya. Tabungan dikuras, motor dijual, bengkel ditutup, dan pijaman di bank makin menggunung.

Harapan bersama yang mungkin bisa dijadikan bahan pelajaran adalah bagaimana mencegah agar peristiwa ini tidak terulang kembali. Langkah preventif ini harus dimulai dari testimoni penindakan tegas para pelaku yang kini tertangkap. Ketika para terdakwa yang kini sedang diadili ditindak tegas, hemat saya, hal-hal semacam tidak akan terjadi lagi. 

Kehadiran para trader dan afiliator selama ini justru tanpa pengawasan yang ketat. Kurangnya pengawasan yang ketat membuat bisnis bohongan ini menelan banyak korban.

Doni dan para afiliator lainnya selama tidak pernah membayangkan bagaimana keadaan para korban, bagaimana korban mencari uang untuk investasi trading, dan bagaimana akibatnya nanti. 

Para afiliator cukup memikirkan penggunaan uang nantinya. Tidak terlalu jauh ke efek domino yang bakal terjadi. Soal siapa yang mengirim, si afiliator mungkin tak sempat tahu atau memikirkannya. Yang penting bagi si afiliator adalah uang sampai ke tabungan pribadinya.

Karakter orang-orang seperti ini adalah sebuah tren di zaman sekarang. Banyak orang ingin cepat kaya. Banyak orang ingin agar mempunyai segala-galanya. Meski caranya tak santun dan menelan banyak korban, orang-orang justru tak lagi menggunakan nurani. Yang dikejar hanyalah popularitas, uang, dan diskriminasi. Inilah hasil perkawinan silang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun