Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tentang Gereja yang Melumpur

24 November 2021   22:21 Diperbarui: 24 November 2021   22:36 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi misi Gereja. Sumber: https://www.sesawi.net.

Gereja tidak menjadi komunitas tertutup terhadap kemanusiaan. Bahkan secara internal gerejawi: pintu-pintu sakramen pun tidak tertutup, karena sakramen yang merupakan pintu (sakramen baptis). Dan Ekaristi, bukanlah sebuah hadiah bagi orang-orang sempurna, melainkan suatu obat kemurahan hati dan makanan bagi yang lemah."

Maka, dalam hal ini Gereja harus menjadi "Rumah Bapa" (bukan pabean) dimana semua orang dengan segala permasalahannya memiliki tempat. Untuk itu, Gereja harus menawarkan Kristus kepada semua orang dan berani "memar, terluka, dan kotor karena telah keluar di jalan-jalan, daripada Gereja yang sakit karena menutup diri dan nyaman melekat pada rasa amannya sendiri."

Dalam EG bab IV berbicara mengenai dimensi sosial dari evangelisasi. Intinya adalah pewartaan Kabar Gembira tidak mungkin tidak harus berhubungan dengan komitmen Gereja pada masyarakat dengan segala problematikanya, terutama dalam hal kepeduliaan terhadap mereka yang dililit oleh kemiskinan, kelemahan, marginalisasi, dan difabel.

Dengan demikian, pewartaan Kabar Gembira yang penuh sukacita dan penuh kemurahan, haruslah disertai dengan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan umum, keadilan, dan perdamaian di tengah masyarakat. Dan salah satu jalan yang diusulkan oleh EG ialah dialog sosial (EG 238-258).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun