Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pelaku Firman di Bulan Kitab Suci

5 September 2021   15:11 Diperbarui: 5 September 2021   15:11 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kitab Suci dan kisah mujizat di baliknya. Foto: https://u-channel.tv/.

Bulan September diberi latar Kitab Suci. Latar ini diamini oleh semua umat Kristiani. Umat Kristiani mengkhususkan September sebagai ruang membaca, mendengarkan, merenungkan, dan menghidupkan isi teks Kitab Suci. Dalam koridor September, Kitab Suci perlu diendapkan.

Pada Minggu I Bulan Kitab Suci, bacaan Suci yang disuguhkan sungguh memberi formasi pendidikan iman. Dikisahkan seorang yang tuli dan gagap dibawa kepada Yesus. Ia diantar kepada Yesus untuk disembuhkan. 

Kata "diantar kepada Yesus," sebetulnya mau menekankan sisi iman komunal orang-orang zaman itu. Meski saudaranya gagap dan tuli, orang-orang sekitar tetap menaruh peduli. Inilah watak iman Kristiani yang perlu dihidupi.

Memasuki bulan September sebagai bulan Kitab Suci, umat Kristiani diberi ruang untuk selalu membaca Kitab Suci. Anjuran ini dikedepankan mengingat peran Kitab Suci dalam sejarah iman umat sangat-lah mendalam. Tanpa membaca Kitab Suci, orang-orang Kristiani justru tak mengenal Yesus. St. Hironimus berkata demikian: "Orang yang tidak mengenal Kitab Suci adalah orang yang tidak mengenal Yesus."

Komunikasi kita dengan Tuhan pertama-tama lahir dari komunikasi kita dengan Kitab Suci. Ketika kita membaca Kitab Suci, kita sebenarnya tengah berkomunikasi dengan Tuhan. 

Ketika kita membaca Kitab Suci, kita sebetulnya tengah membarui credo iman kita akan Yesus Kristus. Ketika kita membaca Kitab Suci, kita sebetulnya tengah merawat panggilan kita sebagai orang Katolik yang sejati. Dari Kitab Suci, iman kita dipertemukan.

Apa yang perlu dilakukan selama Bulan Kitab Suci?

Pertama, membaca Kitab Suci. Kisah bacaan Injil (Markus 7:31-37) memberi gambaran yang menarik mengenai bulan Kitab Suci. Orang tuli dan gagap yang dikisahkan dalam teks Markus sejatinya menggambarkan kondisi masyarakat saat ini. 

Banyak orang zaman sekarang yang mengaku mempunyai Kitab Suci, tetapi tak pernah membaca. Mereka tuli dan gagap terhadap Sabda Tuhan. Ketika tak membaca, Sabda Tuhan pun jauh dari pendengaran. Jika jauh dari pendengaran, Sabda Tuhan pun tak mampu diwartakan.

Kedua, merenungkan isi Kitab Suci. Ayat-ayat yang ada dalam Kitab Suci, umumnya memiliki kekuatan inspiratif. Jika direnungkan secara mendalam melalui sebuah pembacaan yang mendalam pula, maka isi teks Kitab Suci akan mengatakan sesuatu untuk kita. 

Kisah Orang Farisi yang berdoa dengan menepuk dada menjadi formasi doa yang saya pakai untuk menunjukkan kerendahan diri di hadapan Tuhan. Ketika merenungkan, pertama-tama kita perlu membuka hati dan pikiran agar Sabda bisa mendarat.

Ketiga, menjadi saksi kabar sukacita Injil. Sabda Tuhan, dalam hal ini pun diharapkan tak hanya berhenti di dalam hati dan pikiran. Ketika selesai membaca dan merenungkannya, hal terakhir yang perlu dilakukan adalah membagikan pengalaman relasional dengan Tuhan melalui Sabda-Nya kepada orang lain. 

Testimoni sebagai seorang pewarta Sabda harus melebar diketahui semua orang. Kabar sukacita Injil tak hanya menjadi konsumsi sendiri. Ketika Injil disharingkan kepada orang sekitar, di situlah Injil itu berubah menjadi kabar sukacita.

Untuk itu, di bulan Kitab Suci ini, kita diharapkan untuk selalu mendekatkan diri pada Kitab Suci. Kita seharusnya memiliki waktu untuk membaca. Dari kesetiaan untuk membaca, ada hal baik lainnya yang siap untuk didalami, yakni merenungkan dan membagikan. Inilah wejangan sekaligus ajakan Gereja selama bulan Kitab Suci Nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun