Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dirgahayu Indonesia 76: "Kita Tangguh, Meski Diganggu!"

17 Agustus 2021   10:06 Diperbarui: 17 Agustus 2021   10:23 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kemerdekaan Indonesia. Foto: yukepo.com.

Usia Kemerdekaan Indonesia menginjak angka 76 tahun. Kita merayakan. Kita berbaris. Kita memproklamasikan. Kita membacakan Undang-Undang Dasar 1945. Kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kita mengibarkan Sang Saka Merah Putih. Kita pun berteriak: "Merdeka!"

Di usianya yang ke-76, kesehatan menjadi bidik nomor satu. Kesehatan fisik segenap bangsa dan kesehatan ekonomi secara komunal-negara. Perang melawan wabah belum berakhir. 

Perang melawan pandemi virus korona, belum selesai. Sistem pertahanan diperkuat. Tanggul kerbesamaan dan optimisme dibangun. Meski dilanda pandemi, kita tetap tangguh dan tumbuh menjadi sebuah negara yang makmur.

"Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh!" Itulah semangat kemerdekaan yang diteriakkan dari Sabang-Merauke. Kita merdeka dari, supaya. Kita merdeka dari penjajah dan perbudakan.

Kita merdeka dari sel-sel kemelaratan dan sengsara. Kita merdeka dari kekejian dan bentuk-bentuk intimidasi. Kita merdeka dari para pemalak dan senjata. Kita merdeka dan maju mandiri.

Lalu kita merdeka dari untuk apa? Untuk kemakmuran bersama. Untuk kesejahteraan bersama. Untuk kebaikan bersama. Untuk memelihara perdamaian dan kedamaian. Untuk berkompetisi. Untuk bersaing. Untuk membangun ekonomi. Untuk menjaga. Untuk meregenerasi. Untuk melindungi segenap tanah tumpah darah Indonesia.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, ada begitu banyak tantangan yang harus dilalui secara komunal. Ada banyak reaksi pro dan kontra. Ada rasa pesimis, ada rasa optimis. 

Ada luka, ada duka. Ada yang pulang, ada yang bersulang. Ada kemajuan, ada kekuatan pertahanan. Ada infrastruktur, ada teknologi. Ada hasil karya, ada yang diekspor. Kita tangguh, meski diganggu. Kita tumbuh, meski tak terlalu subur.

Raut wajah Indonesia di usianya yang ke-76, tentu lebih tegar. Lebih memantapkan langkah. Lebih rileks. Lebih optimis. Ketika para Bapa bangsa ini memproklamasikan kemerdekaan bangsa dan negara, kita menyimaknya dari kejauhan. 

Mereka, dengan gegap gempita, tanpa takut melebarkan ceramah dan merapatkan barisan demi terciptanya Kemerdekaan seutuhnya. 

Kita merdeka dari, supaya. Kemajuan, kesejahteraan, kedamaian, dan berkat yang kita terima sejauh 76 tahun ini adalah hadiah. Ketuhanan yang Maha Esa tetap menjadi pilar penopang keutuhan bangsa-negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun