Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Siaga Satu Menuju Pemungutan Suara Ulang (PSU)

26 Maret 2021   19:58 Diperbarui: 26 Maret 2021   20:02 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil putusan MK mengharuskan 15 daerah melakukan pemungutan suara ulang (PSU) terkait sengketa Pilkada. Foto: kompas.com.

Perjuangan untuk membuktikan ambisi kemudian tak berhenti di poin "menerima kekalahan" dengan lapang. Ketika ambisi yang menggebu-gebu dari awal masa pencalonan dibredel oleh selisih suara yang mencurigakan, strategi lain pun diupayakan. 

Di sana, uang kembali dihambur. Untuk mencapai kursi ruang sidang dan mencari ketetapan yang adil, uang lagi-lagi dipakai sebagai infrastruktur. Dalam hal ini, uang, kekuasaan, dan ambisi berjalan beriringan.

Pada momen PSU nanti, ada kemungkinan besar kecurangan bisa kembali terjadi. Kekuatan di balik itu, tidak lain adalah kompensasi dari suara konstituen yang menjadi angka taruhan. 

Jika PSU dilaksanakan tanpa pengawasan yang ketat, bukan tidak mungkin kecurangan yang lebih masif dan terstruktur akan dibawa-serta. 

Setiap suara, dalam hal ini, adalah harapan bagi pasangan calon yang bertikai. Jika, pengawasannya ketat, saya percaya, vox populi vox Dei hadir dalam peristiwa semacam ini.

Tentunya, kita tak hanya menjadi penonton bungkam dari ritual PSU di 15 daerah nanti. Pengawasan yang akurat, hemat saya, mampu mencegah rusaknya kualitas suara dari setiap konstituen. Ruang gerak pemilihan dan dinamika PSU tentunya cukup mudah untuk diberi pengawasan ekstra. 

Untuk itu, kita berharap, PSU untuk menemukan keadilan dan potret pemimpin yang merakyat, bisa dilakukan secara transparan, jujur, dan demokratis melalui mekanisme pengawasan yang ketat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun