Kecintaan dan rasa hormat itu bahkan terlihat hingga si pasien meninggal. Ketika menjadi jenazah, manusia tetap dicintai dan dihormati, dimandikan, dibersihkan, dirias, didoakan, dan disemayamkan dengan baik. Inilah kekhasan makhluk bernama manusia dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya.
Berhadapan dengan berbagai pengalaman ini - ikut dalam dinamika pemulihan pasien dan kesibukan keluarga, membantu para perawat hingga mengurus jenazah - kami benar-benar menyadari keterlibatan kami sebagai sesama.Â
Prosesnya memang tidak mudah, akan tetapi nilai di balik semuanya itu justru membuat kami semakin menghargai kehidupan. Hidup itu mahal sebagaiman yang alami ketika berdinamika selama kegiatan live in berlangsung.Â
Jika hidup bukan sesuatu yang mahal, untuk apa dipertahankan hingga menghabiskan banyak uang, menyita waktu, dan kerja, serta seringkali menyusahkan orang lain? Karena hidup itu berharga, maka keluarga pasien dan pasien itu sendiri memilih bertahan - menunggu sekaligus membuat penawaran dengan Tuhan soal hidup dan mati. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H