Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menyentuh Tuhan Melalui Ekaristi Live Streaming

28 November 2020   09:44 Diperbarui: 28 November 2020   09:48 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama masa pandemi, kita tak memiliki ruang yang cukup luas untuk berdinamika. Semua ritme hidup dikekang dalam rumah. Kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah dari rumah, sekolah dari rumah, berbisnis dari rumah, dan menyaksikan wabah ini dari dalam rumah. Ketika semua hal dilakukan dari rumah, ada satu pesan yang diingatkan Paus Fransiskus untuk kita: "Apa yang akan kita ceritakan sebagai saksi kunci dari peristiwa pandemi ini?" Paus Fransiskus melalui pesan reflektifnya "Life After The Pandemic" (Maret 2020), mengingatkan kita sebagai saksi kunci agar mampu menangkap momen dan menyulam cerita menjadi sebuah bentuk kesaksian.

Tentunya pengalaman duka, pengalaman galau, pengalaman haus dan lapar akan Tuhan dalam ekaristi, atau pengalaman lainnya sebagai saksi kunci dalam setting pandemi ini bisa menjadi bekal kesaksian kita bagi generasi yang tak mengalaminya. Dalam hal ini, umat Kristiani diharapkan untuk mampu menangkap sebuah refleksi mendalam ketika Tuhan tak sempat dicecap dan disentuh selama masa pandemi. Untuk itu, apa yang menjadi pandemi kerinduan selama ini justru akan terjawab dengan kesaksian. Inilah yang dibuat para murid usai mengalami masa-masa kritis ketika Yesus menderita, sengsara, dan mati di salib. Mereka adalah saksi dan berani bersaksi (bdk. Kis 4:1-37).

Kita mungkin terlelap dalam jeruji rindu selama masa pandemi. Kita dikurung agar tak menyentuh Tuhan secara langsung melalui perjumpaan dengan sesama sebagai Gereja (Umat Alah), dan dipasung untuk tak menyentuh Tuhan melalui Tubuh dan Darah-Nya dalam ekaristi. Akan tetapi, menjadi saksi adalah salah satu cara bagaimana kita mendekatkan diri dengan Tuhan. Hidup pernah terbelah antara altar dan rumah karena pandemi Covid-19. Maka, saatnya sekarang, mari menyulam cerita yang sempat dijedah pandemi. "Agar kita dapat menceritakan kepada anak cucumu" (Kel 10:2), maka mari menyulam cerita seputar kerinduan di tengah pangebluk Covid-19 melalui kesaksian iman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun