Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Menjadi Pendamping Pasien di RS Panti Rapih Jogja

14 November 2020   16:42 Diperbarui: 15 November 2020   05:21 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pasien justru mengalami hal demikian -- tahap dimana mereka benar-benar membutuhkan sosok pendamping sekedar bercerita, guyon atau basa-basi hal yang tidak perlu. 

Ruang dan waktu memang ada, tetapi adakah yang mau mengisi ruang dan meluangkan waktu? Hemat saya, lawan dari cinta di zaman sekarang bukan lagi benci, tetapi ketidakpeduliaan atau memilih absen.

Ketidakhadiran menunjukkan bahwa saya tidak peduli. Inilah yang bisa saya pelajari dari tim Passosmed selama berdinamika. Hadir itu mahal seperti halnya hidup itu sendiri mahal, maka perlu adanya interaksi terus-menerus.

Memberi diri, tapi kadang gak dianggap. Itulah resiko jika kita hanya pandai bermain dengan sastra, filsafat, seni, teologi, dan ilmu-ilmu non-eksak lainnya.

Tapi perlu diingat bahwa semua jenis pengetahuan memiliki lahan untuk disemai. Seperti halnya ilmu kedokteran, hanya bisa berguna ketika lahannya adalah pasien yang kesakitan dan butuh disembuhkan, begitu juga dengan teologi. Teologi memiliki lahannya tersendiri untuk digarap. 

Teologi berkutat dengan refleksi iman -- apakah seseorang bertahan dengan imannya atau apakah seorang pasien percaya bahwa di luar ilmu kesehatan masih ada kekuatan yang perlu diandalkan? 

Jika teologi bisa merambah ke ilmu kesehatan, itu sudah sangat luar biasa, walaupun cukup dengan kehadiran. Di sinilah paham kehadiran itu punya beragam nilai.

Maka, penting untuk dimengerti dan dipahami dengan baik bahwa setiap kehadiran punya makna. Sekecil apapun itu, sangat berarti bagi yang membutuhkannya.

Kehadiran generasi milenial terbentuk dalam dua arus besar, yakni kehadiran offline dan kehadiran online. Keduanya dianggap sebagai sebuah bentuk kehadiran. Banyak orang memilih untuk hadir tanpa kehadiran -- menyatakan diri hadir atau ada, tetapi personnya tidak tampak. 

Kehadiran jenis ini memang dibutuhkan dan bermanfaat, akan tetapi jika aspek menyentuhnya tidak ada, kehadiran jenis ini malah tak bernilai.

Selain itu, bentuk kehadiran lain adalah dengan cara hadir dan menyentuh. Kehadiran jenis ini memang langka karena orang terperangkap dalam kesibukan pribadi dan kelompok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun