Dengan facebook, saya bisa berinteraksi lebih luas dengan siapa saja. Tak memandang suku, agama, bahasa, ras, dan beragam latar belakang lainnya. Ya demikian, saya berteman dengan seseorang di facebook, biar saya bisa membangun relasi dengan banyak orang. Tapi bukan relasi bisu. Relasi yang berada, seperti sediakala notifikasi pertemanan muncul pertama kali di branda facebook saya.
Di dunia real, bukti pertemanan itu diperlihatkan melalui aksi saling sapa. Jika saya bertemu si A atau si B kapan pun dan di mana pun, saya selalu menyapa. Aksi saling sapa menunjukkan bahwa kami saling kenal. Jika teman saya si A lewat di depan rumah saya langsung menyapa dan memberi salam.Â
Begitupun ketika ia pulang dan lewat di depan rumah saya dalam waktu yang relatif singkat seperti saat dia pergi, saya tetap menyapa. Sapaannya bermacam. Bisa dengan sekadar bertanya mau ke mana atau dengan bertanya udah pulang, semuanya merangkai sebuah tali pertemanan.
Saya mempunyai 4000 sekian teman di facebook. Angka yang sangat fantastis. Dari sekian banyak yang hendak berteman, platform facebook membatasi jumlah teman hanya sampai 5000 orang.Â
Saya sendiri, hampir menyentuh batas ketentuan facebook. Di branda facebook, beragam latar belakang, baik profesi, warna kulit, agama, suku, ras, dan budaya menjadi kekayaan tersendiri untuk saya sebagai teman atau sahabat. Akan tetapi, apakah teman-teman facebook ini ada atau tidak? Seberapa sering mereka menyapa Anda melalui like dan komen?
Jangan pernah berharap bahwa teman-teman facebookmu itu orang-orang yang benar-benar mau berteman dengan Anda. Jangan pernah. Mending angan-angan demikian disimpan saja di bilik spam.Â
Jika didalami dengan baik, teman di facebook, tak lain hanya replika dari tuntutan zaman. Mereka tak benar-benar ada. Kebanyakan dari mereka hanya lambang, dipajang, dan kadang apatis. Maka, jangan terlalu bangga dengan angka jumlah teman facebook sampai ribuan. Gak ada gunanya.
Kenapa demikian? Sejatinya, platform bernama facebook lebih peka daripada user atau pemilik akun facebook umumnya. Kebanyakan dari mereka hanya menjadi masyarakat konsumeris -- liat, scroll up-scroll down, ketawa kikikan, emosional, suka yang berbau paha dan dada, dan kadang banyak yang iri  hati dengan sesama pemilik akun.Â
Realitas ini ada dan sedang terjadi. Biarpun teman facebook Anda mencapai ribuan, paling yang care dengan Anda cuman 20 orang. Yang lain hanya nimbrung gak jelas. Ini 4000-an, teman apa bukan?
Kok bisa? Warga facebook, umumnya hanya meminati sesuatu yang berbau viral, punya nama besar (label-brand tertentu), kocak, geli, aneh, lucu, gila (insane), dan kadang sesuatu yang tak berbobot atau tak punya nilai edukasi sama sekali. Mereka suka yang kayak gitu-gituan.Â
Warga facebook umumnya menyukai hal-hal yang berbau baperan-followers. Di mana ada keramaian, di situ teman-teman facebookmu berkerumun. Jika Anda memposting hal-hal yang edukatif, serius, punya bobot pedagogi yang tinggi, peminat Anda hanya akan menyentuh angka 20. Coba kalau hal-hal yang berbau aneh bin gila, hal-hal berkisar paha dan dada, saya jamin, akun facebook Anda kebanjiran likers, komen, dan dibagikan berkali-kali.