Apa gunanya memiliki ribuan teman di facebook jika di hari ulang tahunmu mereka apatis? Apa gunanya facebook memberitahu Anda bahwa teman facebookmu berulang tahun dan kamu hanya menjadi penonton tanpa memberi ucapan selamat apapun?Â
Apakah facebook sendiri lebih memiliki hati daripada kita yang adalah manusia dimana secara kodrati memiliki hati dan merasa? Perasaan platform media sosial bernama facebook, kadang lebih peka daripada para penggunanya.
Sebetulnya, teman yang begitu banyak di facebook Anda tak ada gunanya. Jika Anda kritis, dihapus saja teman facebookmu yang apatis. Biarkan mereka yang peka dan selalu berinteraksi Anda yang dipertahankan. Cermati baik-baik, di media sosial saja mereka tak peka dan tak punya hati, apalagi di kehidupan nyata. Bukankah facebook mengajarkan kita bagaimana berteman atau setidaknya bagaimana menjadi seorang teman.
Suatu saat, teman saya berkomentar:
"Dia aktif terus ya di facebook."
"Kamu berteman dengannya?"
"Iya, benar. Saya berteman dengannya di facebook. Tapi, kami gak pernah saling nyapa?"
"Untuk apa berteman, jika demikian?"
"Sebenarnya mau menyapa (like atau komen kalau dia posting sesuatu). Tapi aku gengsi dan malu!"
"Mending gak usah berteman! Gak ada gunanya. Teman yang apatis yang tiap kali aktif lewat begitu saja mending dihapus dari daftar pertemanan. Bikin penuh."
Saya membuat akun facebook biar bisa lebih lebar-luas 'tuk berinteraksi. Biar saya sendiri tak hanya mengenal teman yang hadir di sebelah kiri atau kanan selama saya hidup.Â
Dengan facebook, saya bisa berinteraksi lebih luas dengan siapa saja. Tak memandang suku, agama, bahasa, ras, dan beragam latar belakang lainnya. Ya demikian, saya berteman dengan seseorang di facebook, biar saya bisa membangun relasi dengan banyak orang. Tapi bukan relasi bisu. Relasi yang berada, seperti sediakala notifikasi pertemanan muncul pertama kali di branda facebook saya.
Di dunia real, bukti pertemanan itu diperlihatkan melalui aksi saling sapa. Jika saya bertemu si A atau si B kapan pun dan di mana pun, saya selalu menyapa. Aksi saling sapa menunjukkan bahwa kami saling kenal. Jika teman saya si A lewat di depan rumah saya langsung menyapa dan memberi salam.Â
Begitupun ketika ia pulang dan lewat di depan rumah saya dalam waktu yang relatif singkat seperti saat dia pergi, saya tetap menyapa. Sapaannya bermacam. Bisa dengan sekadar bertanya mau ke mana atau dengan bertanya udah pulang, semuanya merangkai sebuah tali pertemanan.
Saya mempunyai 4000 sekian teman di facebook. Angka yang sangat fantastis. Dari sekian banyak yang hendak berteman, platform facebook membatasi jumlah teman hanya sampai 5000 orang.Â
Saya sendiri, hampir menyentuh batas ketentuan facebook. Di branda facebook, beragam latar belakang, baik profesi, warna kulit, agama, suku, ras, dan budaya menjadi kekayaan tersendiri untuk saya sebagai teman atau sahabat. Akan tetapi, apakah teman-teman facebook ini ada atau tidak? Seberapa sering mereka menyapa Anda melalui like dan komen?
Jangan pernah berharap bahwa teman-teman facebookmu itu orang-orang yang benar-benar mau berteman dengan Anda. Jangan pernah. Mending angan-angan demikian disimpan saja di bilik spam.Â
Jika didalami dengan baik, teman di facebook, tak lain hanya replika dari tuntutan zaman. Mereka tak benar-benar ada. Kebanyakan dari mereka hanya lambang, dipajang, dan kadang apatis. Maka, jangan terlalu bangga dengan angka jumlah teman facebook sampai ribuan. Gak ada gunanya.
Kenapa demikian? Sejatinya, platform bernama facebook lebih peka daripada user atau pemilik akun facebook umumnya. Kebanyakan dari mereka hanya menjadi masyarakat konsumeris -- liat, scroll up-scroll down, ketawa kikikan, emosional, suka yang berbau paha dan dada, dan kadang banyak yang iri  hati dengan sesama pemilik akun.Â
Realitas ini ada dan sedang terjadi. Biarpun teman facebook Anda mencapai ribuan, paling yang care dengan Anda cuman 20 orang. Yang lain hanya nimbrung gak jelas. Ini 4000-an, teman apa bukan?
Kok bisa? Warga facebook, umumnya hanya meminati sesuatu yang berbau viral, punya nama besar (label-brand tertentu), kocak, geli, aneh, lucu, gila (insane), dan kadang sesuatu yang tak berbobot atau tak punya nilai edukasi sama sekali. Mereka suka yang kayak gitu-gituan.Â
Warga facebook umumnya menyukai hal-hal yang berbau baperan-followers. Di mana ada keramaian, di situ teman-teman facebookmu berkerumun. Jika Anda memposting hal-hal yang edukatif, serius, punya bobot pedagogi yang tinggi, peminat Anda hanya akan menyentuh angka 20. Coba kalau hal-hal yang berbau aneh bin gila, hal-hal berkisar paha dan dada, saya jamin, akun facebook Anda kebanjiran likers, komen, dan dibagikan berkali-kali.
Soal apatis-cuek, juga menjadi habitus di branda facebook. Coba Anda bayangkan, jika Anda berulang tahun, ada berapa orang yang peduli dengan Anda dengan memberi like atau menyampaikan ucapan selamat?Â
Umumnya, dari 4000-an teman facebook, paling tinggi hanya 50-an orang yang care dengan hari ulang tahun Anda. Padahal hari ulang tahun adalah momen berahmat dalam hidup Anda dan momen ini sangat digandrungi manusia manapun di dunia ini. Karena dari jumlah teman 4000-an orang dan yang sekadar ngucapin hanya 50-an orang, lalu yang 3950 orangnya ngapain? Melaut? Kepoin akunya Nikita Mirzani kali.
Rupanya fecebook sendiri lebih peka daripada para pengguna akun facebook itu sendiri. Dari awal bangun pagi, facebook menginformasikan kepada Anda bahwa salah seorang teman facebook Anda berulang tahun. Facebook peka dan memberi notifikasi agar setidaknya -- jika Anda tak mempunyai nomor handphone atau whatsapp secara pribadi -- Anda bisa menyampaikan kartu ucapan melalui platform facebook.Â
Rupanya, kepekaan facebook tak berarti apa-apa untuk pemilik akun. Bahkan hingga detik terakhir pergantian hari menuju hari berikutnya, facebook tetap mengingatkan Anda: "Hari ini, teman facebookmu si A atau si B, berulang tahun!" Pemberitahuan seperti ini sama saja, tak ada kepekaan sama sekali. Pokoknya yang berbau artis, itulah yang perlu diucapin.
Lucunya, karena hampir menyetuh separuh hari tak ada satupun yang memberikan ucapan selamat ulang tahun, yang berulang tahun akhirnya terpaksa pamer (show off). Katanya di akun facebooknya sendiri: "Terima kasih Tuhan, hari ini aku genap berusia 25 tahun."Â
Dari sana, banjir ucapan mulai muncul. Tapi, lagi-lagi tak sampai separuh dari teman facebook mau ngucapin. Warga apatis tetap jaga gengsi. Padahal sejak permulaan hari, facebook sudah mengingatkan: "Temanmu si A hari ini berulang tahun. Sampaikan sesuatu." Facebook saja sangat peka. Tetap saja, apatis-cuek mengunci jari-jari 'tuk sekadar menyapa atau ngucapin selamat ulang tahun.
Apakah mereka benar-benar cuek atau memang mereka lagi tak aktif dalam waktu tertentu? Dua alasan ini benar-benar harus dikritisi. Kategori benar-benar cuek bisa dipantau dari facebook itu sendiri.Â
Di laman facebook, semua aktivitas kita direkam. Hari, tanggal, menit, jam, dan tempat, semuanya ditangkap facebook. Ada teman facebook yang memang doyan meminati sesuatu yang mereka tidak tahu. Artis A atau tokoh B, laris disapa. Meskipun tidak tahu dan tak berteman. Fenomena ini menggelikan. Berteman, tapi gak ada gunanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H