Akan tetapi, surprise kado usia kepemimpinan tiba-tiba dibradel massa. Bungkusan kado, sejak Senin (5/10/2020) mulai dirobek, dibuka secara paksa, dan diperlihatkan isinya tanpa orientasi yang jelas (penuh provokatif dan hoax). Mereka yang merebut kado berisi -- Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja -- membeberkan isi kado ke mana-mana.Â
Dibantu media sosial, isi kado dipost, diunggah, dan diviralkan ke seluruh jagat media sosial dengan sedikit dibumbui "caption" biar menarik perhatian publik. Para perebut kado tak sedikit menginformasikan kepada publik soal isi kado dengan versinya masing-masing. Ada yang mengatakan isi kadonya tak menarik. Hal inilah yang membuat semua penghuni republik ini riuh, marah, berdemo, dan bertindak anarkis.
Kerena semakin riuh, ricuh, dan anarkis soal isi kado yang kebenarnya masih seumuran jagung, Jokowi terpaksa buka suara. Alhasil kado dibuka tanpa momentum. Alhasil kado dirobek secara paksa demi menenangkan massa. Kado yang seharusnya dibuka pada momen satu tahun kepemimpinan Jokowi-Maruf, terpaksa tak jadi surprise karena pandemi disinformasi. Jokowi merasa terpukul, isi kado dirampas, disobek, dibuang, dan dibungkus ulang dengan balutan provokatif, fitnah, dan hoax. Sesuatu yang memang di luar skenario selebrasi.
Pada Selasa (20/10/2020) kemarin, massa (buruh dan mahasiswa) mendesak agar kado suprise berisi Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja dibungkus ulang. "Tolak kado Jokowi-Maruf. Tolak Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja!" Publik menilai isi kado tak menarik dan mengandung "racun." Katanya ada banyak pasal yang merugikan pihak-pihak tertentu dan merusak masa depan buruh. Berita ini pun diteruskan dari mulut ke mulut. Meski sudah diclear dengan penjelasan para anggota kabinet dan Jokowi sendiri, pikiran dan hati massa sudah terlanjur diracuni berita. Tak mudah dikendalikan.
Jokowi menyimpan kado. Ia membungkusnya kembali. Tak ada yang diganti dari isi kado. Jika kadonya memberatkan publik, Jokowi menganjurkan agar publik bisa menghampiri Mahkamah Konstitusi. Jalur ini adalah solusi akhir dari aksi tolak kado Jokowi-Maruf menuju Indonesia Maju. Meski kado ini tak diberikan dalam selebrasi momentum setahun kepemimpinannya bersama Maruf Amin, Jokowi tetap optimis bahwa kado yang sudah dipersiapkan akan menyejahterakan bangsa dan negara. Indonesia maju!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H