Mohon tunggu...
kristian aldion
kristian aldion Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Futsal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepemimpinan Trikon Ki Hajar Dewantara dalam Strategy Convergency yang Berintegritas dan Bermartabat

11 Januari 2025   15:15 Diperbarui: 11 Januari 2025   17:43 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kepemimpinan Trikon Ki Hajar Dewantara dalam Strategi Konvergensi,Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, adalah sosok visioner yang gagasannya tentang pendidikan tidak hanya relevan pada zamannya, tetapi juga tetap menjadi inspirasi hingga saat ini. Salah satu konsep utama yang diusung Ki Hajar Dewantara adalah "Trikon," yang terdiri dari tiga prinsip utama: Kontinuitas, Konvergensi, dan Konsentrisitas. Artikel ini akan membahas bagaimana prinsip Trikon diterapkan dalam kepemimpinan Ki Hajar Dewantara, khususnya dalam konteks Convergence Strategy atau strategi konvergensi.

Konsep Trikon Ki Hajar DewantaraTrikon adalah panduan filosofis Ki Hajar Dewantara dalam mengembangkan pendidikan dan kebudayaan Indonesia yang selaras dengan nilai-nilai lokal sekaligus terbuka terhadap pengaruh global.

  1. Kontinuitas: Menekankan kesinambungan nilai-nilai tradisional dalam proses perubahan. Pendidikan dan pembangunan harus berakar pada budaya bangsa.
  2. Konvergensi: Mengintegrasikan kekuatan dari dalam (lokal) dengan kekuatan dari luar (global) untuk mencapai tujuan yang lebih baik.
  3. Konsentrisitas: Mengutamakan pengembangan dari inti (daerah atau bangsa sendiri) menuju ke lingkaran yang lebih luas secara bertahap.

Dalam konteks konvergensi, Ki Hajar Dewantara percaya bahwa budaya lokal tidak harus menutup diri dari pengaruh asing, melainkan memanfaatkan pengaruh tersebut untuk memperkuat identitas bangsa.Strategi Konvergensi dalam Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara

1. Integrasi Nilai-Nilai Lokal dan Global dalam Pendidikan
Ki Hajar Dewantara menggabungkan unsur-unsur pendidikan Barat yang progresif dengan nilai-nilai tradisional Nusantara. Contohnya adalah penerapan sistem pendidikan Taman Siswa, yang mengedepankan pendekatan humanis dan kekeluargaan. Di satu sisi, sistem ini mengadopsi metode modern seperti pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning), tetapi tetap mempertahankan konsep gotong royong, sopan santun, dan rasa kebersamaan yang khas Indonesia.

2. Kepemimpinan Kolaboratif dan Partisipatif
Sebagai pemimpin, Ki Hajar Dewantara menggunakan pendekatan yang inklusif, mengajak semua pihak untuk bekerja sama demi pendidikan. Prinsip konvergensi tercermin dalam cara ia membangun sinergi antara pemerintah kolonial, masyarakat, dan komunitas pendidikan. Ia percaya bahwa pendidikan harus melibatkan semua pihak untuk menciptakan dampak yang lebih besar.

3. Penyelarasan dengan Konteks Sosial dan Politik
Di tengah kolonialisme, Ki Hajar Dewantara menyadari pentingnya menggunakan pendidikan sebagai alat perjuangan. Strategi konvergensinya terlihat dalam upaya menyeimbangkan kebutuhan untuk melawan kolonialisme sambil memanfaatkan pengetahuan Barat untuk memberdayakan bangsa Indonesia.

4. Penerapan Konvergensi di Taman Siswa
Ki Hajar Dewantara membangun Taman Siswa sebagai institusi yang menjembatani tradisi lokal dan pendidikan modern. Kurikulum Taman Siswa mencakup pelajaran yang membangkitkan nasionalisme sekaligus keterampilan praktis yang relevan dengan perkembangan zaman, seperti ekonomi dan teknologi.

Relevansi Trikon dan Strategi Konvergensi di Era Modern,Strategi konvergensi yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara tetap relevan di era globalisasi. Saat ini, Indonesia menghadapi tantangan untuk menjaga identitas budaya dalam arus deras modernisasi dan globalisasi. Beberapa pelajaran dari kepemimpinan Ki Hajar Dewantara meliputi:

  • Mengutamakan pendidikan berbasis kearifan lokal sambil tetap membuka diri terhadap teknologi dan inovasi global.
  • Kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk membangun sistem pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.
  • Membangun jati diri bangsa melalui pendidikan yang menanamkan rasa cinta tanah air tanpa kehilangan kemampuan beradaptasi dengan perubahan global.

Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara dalam penerapan prinsip Trikon, khususnya strategi konvergensi, adalah teladan yang luar biasa dalam membangun sistem pendidikan yang relevan, inklusif, dan berorientasi pada kemajuan. Dengan mengintegrasikan kekuatan lokal dan global, Ki Hajar Dewantara menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya alat untuk mencapai kemajuan material, tetapi juga untuk membangun karakter dan jati diri bangsa.

Strategi konvergensi yang diusungnya tetap menjadi panduan berharga dalam menghadapi tantangan dunia modern. Di tengah globalisasi, semangat Trikon mengingatkan kita untuk selalu melestarikan identitas bangsa sambil terus maju bersama dunia

Kepemimpinan Trikon Ki Hajar Dewantara dalam Convergence Strategy yang Berintegritas dan Bermartabat,Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh visioner dalam sejarah Indonesia, adalah sosok yang tidak hanya dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional tetapi juga pemimpin yang mampu memadukan nilai-nilai tradisional dan modern dalam membangun bangsa. Salah satu gagasan besar yang diwariskannya adalah konsep Trikon, yaitu Kontinuitas, Konvergensi, dan Konsentrisitas. Dalam konteks Convergence Strategy, prinsip-prinsip ini menawarkan pendekatan kepemimpinan yang berintegritas dan bermartabat, relevan untuk menjawab tantangan globalisasi dan pembangunan di era modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun