Mohon tunggu...
Kristia N
Kristia N Mohon Tunggu... Guru - Penyuka kata

Menuang rasa, asa menjadi kata

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Pen-chat Budiman atau Urakan?

7 Februari 2021   07:17 Diperbarui: 7 Februari 2021   16:02 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di masa kekinian, menulis tak lagi menggunakan tulisan tangan, melainkan ketikan pada layar dengan sentuhan. Di masa sebelum kekinian, setiap kata dipilih dan digunakan dengan kecermatan, sedangkan ciri kekinian yakni kecepatan ataupun instan. Dahulu, tampilan ataupun perkataan masih dapat diandalkan. Segala tindak tanduk dipertimbangkan untuk satu alat ukur: kesopanan. Dalam percakapan, anti membuat lawan bicara merasa tak berkenan. Bagaimana dengan orang-orang kekinian?

Dahulu, bila tidak dengan tatap muka, umumnya orang-orang berkomunikasi dengan surat. Kini, jika tidak berkomunikasi dengan tatap muka, bertukar pesan tertulis dilakukan dengan chat yang dibaca 'chet', sebuah kata dari bahasa Inggris yang berarti obrolan atau percakapan. Dalam surat, perlu dibubuhkan tanggal, kode pos dan alamat penerima, isi surat dan tanda tangan pengirim. Dalam chat, penggunanya dapat langsung mengirim isi, tanpa perlu menuliskan semua elemen tersebut.

Untungnya ketidak-samaan elemen surat dan chat tidak menjadi penentu kegagalan komunikasi. Apa yang disiratkan oleh isi chat-lah yang dapat menunjukkan sikap budiman atau urakan seseorang. KBBI Online mendefinisikan budiman sebagai, orang yang berbudi, pintar, dan bijaksana. Berlawanan sekali dengan urak atau urakan yang berarti tidak mengikuti aturan dan bertingkah laku seenaknya. Dua karakter ini dapat menentukan komunikasi menjadi keberhasilan ataupun kegagalan.

Sayangnya, tidak ada aturan resmi sebagai alat ukur pasti kesopanan seseorang dalam etika chatting. Sebaliknya, ada aturan yang dapat memenjarakan seseorang jika ia urakan dalam tulis-menulis menggunakan alat elektronik.  Ini dapat terjadi jika seseorang tidak berkenan kepada chat urakan seseorang, kemudian menyimpan bukti dan melaporkannya. Sama saja jika terjadi pencemaran nama baik ataupun penghinaan suku, agama, ras, antar dan golongan (SARA).

Aturan ini yakni Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) atau Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008. Contohnya, Pasal 27 ayat 3berbunyi, "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik." Sedangkan bunyi Pasal 28 ayat 2 adalah sebagai berikut, "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)."

Jadi, bukan hanya membuat lawan bicara tak berkenan, chat urakan bisa saja membuat pengirimnya  dipenjarakan. Untuk menghindari hal itu ataupun hanya sekedar untuk kenyamanan berkomunikasi, berikut rangkuman tak tertulis etika chat yang lazimnya dianggap sopan.

Pertama, beri salam. 'Selamat pagi' dapat menjadi awal. Jika seorang Muslim disarankan memulai dengan Assalamualaikum Warohmatullahi Wabaroakatuh yang berarti "Semoga padamu Allah melimpahkan keselamatan, rahmat, serta keberkahan-Nya" atau dapat juga berarti "Semoga keselamatan serta rahmat Allah dan juga keberkahan-Nya terlimpah untukmu".

Ke dua, sapa orang yang dituju sesuai jenis kelamin dan usianya. Jika sudah jelas ia seorang remaja, 'Dek', 'Nak' atau langsung saja menyebut namanya, tentu tidak akan memunculkan risih sang pembaca pesan. Jika kita belum kenal siapa dia, misalnya kontak nara hubung sebuah lomba atau layanan ayam goreng antar yang tak membubuhkan nama, kita bisa menggunakan 'Pak/Bu' atau 'Mas/Mbak'. Hal ini sama saja dengan mengirim email kepada sebuah instansi yang tidak kita ketahui siapa pengelolanya.

Ke tiga, perkenalkan diri dan sebut nama kita. Sebaiknya menggunakan huruf awal kapital sesuai Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dan Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Kemudian, sampaikan maksud dan disertai isi chat baik dengan gaya bahasa formal maupun informal. Misalnya, 'Saya salah satu peserta lomba menulis puisi yang diselenggarakan. Saya ingin tahu apakah ada biaya pendaftaran." atau 'Mas/Mbak, masih ada ayam gepreknya? Bisa dianter gak?"

Dalam menyampaikan isi, singkatan yang umum seperti 'yg', 'dll' atau 'adl' tidak akan menimbulkan masalah. Beberbeda halnya dengan singkatan seperti 'ttp' yang bisa berarti 'tetap' atau 'tetapi' atau 'tgl' yang dapat berarti 'tinggal' atau 'tanggal'. Sehingga akan lebih baik jika pengirim cermat memilih singkatan agar tidak terjadi kesalahpahaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun