Mohon tunggu...
Krista Angela Lianajaya
Krista Angela Lianajaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Prodi Akuntansi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Tertarik dengan macroeconomics dan finance

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manajemen dalam Lanskap Global: Peran Lingkungan Eksternal dan Budaya Organisasi dalam Pengambilan Keputusan Seorang Manajer

28 Maret 2024   20:18 Diperbarui: 28 Maret 2024   20:31 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar II, Sumber : Management, Global Edition (15th edition) 

C. BUDAYA ORGANISASI : KENDALA DAN TANTANGAN

Budaya organisasi digambarkan sebagai nilai-nilai bersama, prinsip-prinsip, tradisi, dan cara melakukan sesuatu yang mempengaruhi cara anggota organisasi bertindak dan yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain. Di sebagian besar organisasi, nilai-nilai dan praktik bersama ini telah berkembang seiring berjalannya waktu dan sebagian besar menentukan bagaimana “segala sesuatunya dilakukan di sini.” Definisi tentang budaya menyiratkan 3 hal. Petama, budaya adalah persepsi, dimana ia bukan sesuatu yang dapat disentuh atau dilihat secara fisik, tetapi karyawan merasakannya berdasarkan apa yang mereka alami dalam organisasi. Kedua, budaya organisasi bersifat deskriptif. Hal ini berkaitan dengan bagaimana anggota memandang budaya dan mendeskripsikannya, bukan pada apakah mereka menyukainya. Ketiga, walaupun ada perbedaan latar belakang individu, mereka cenderung menggambarkan budaya organisasi dengan istilah yang sama. 

Penelitian menunjukkan enam dimensi yang muncul untuk menangkap esensi budaya organisasi:

1. Adaptabilitas : Sejauh mana karyawan didorong untuk inovatif dan fleksibel serta berani mengambil risiko dan bereksperimen.

2. Perhatian terhadap detail : Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan ketelitian, analisis, dan fokus pada detail.

3. Orientasi hasil : Sejauh mana manajemen menekankan hasil daripada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapainya.

4. Orientasi orang : Sejauh mana keputusan manajemen mempertimbangkan dampak hasil terhadap orang-orang di dalam dan di luar organisasi.

5. Orientasi Tim : Sejauh mana kolaborasi didorong dan aktivitas kerja diorganisasikan dalam tim, bukan individu.

6. Integritas : Sejauh mana orang menunjukkan kejujuran dan prinsip etika yang tinggi dalam pekerjaan mereka.

Semua organisasi mempunyai budaya, tetapi tidak semua budaya mempengaruhi perilaku dan tindakan karyawan secara setara. Budaya yang kuat, yaitu budaya yang nilai-nilai utamanya dipegang teguh dan dianut secara luas, memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap karyawan dibandingkan budaya yang lemah. Semakin kuat suatu budaya, semakin besar pengaruhnya terhadap cara manajer melaksanakan pekerjaannya. Penelitian menunjukkan bahwa budaya yang kuat dikaitkan dengan kinerja organisasi yang tinggi. Ketika nilai-nilai jelas dan diterima secara luas, karyawan tahu apa yang seharusnya mereka lakukan dan apa yang diharapkan dari mereka, sehingga mereka dapat bertindak cepat untuk mengatasi masalah. Berikut merupakan tabel yang dapat membantu kita membedakan mana budaya organisasi yang tergolong kuat dan mana yang tergolong lemah. 

Gambar III, Sumber : Management, Global Edition (15th edition) 
Gambar III, Sumber : Management, Global Edition (15th edition) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun