Mohon tunggu...
Krista Angela Lianajaya
Krista Angela Lianajaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Prodi Akuntansi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Tertarik dengan macroeconomics dan finance

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manajemen dalam Lanskap Global: Peran Lingkungan Eksternal dan Budaya Organisasi dalam Pengambilan Keputusan Seorang Manajer

28 Maret 2024   20:18 Diperbarui: 28 Maret 2024   20:31 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Management, Global Edition (15th edition) 

Behavioral Style mencirikan pengambil keputusan yang bekerja dengan baik dengan orang lain. Mereka peduli dengan pencapaian rekan-rekannya dan orang-orang yang bekerja untuk mereka dan menerima saran dari orang lain, dan sangat bergantung pada pertemuan untuk berkomunikasi. Manajer tipe ini berusaha menghindari konflik dan mencari penerimaan oleh orang lain.

Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang penting. Mungkin Anda akan bertanya-tanya mengapa dan apa yang menyebabkan pentingnya suatu proses pengambilan keputusan. Jawabannya adalah karena keputusan yang diambil ini akan menentukan kinerja dan masa depan perusahaan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa keputusan yang diambil ini biasanya dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan budaya organisasi perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui pengaruh lingkungan eksternal dan budaya organisasi terhadap proses pengambilan keputusan seorang manajer dalam perusahaan. Inilah alasan mengapa dalam artikel ini menyajikan proses pengambilan keputusan dan gaya pengambilan keputusan sebagai pengantar sebelum masuk ke dalam pembahasan selanjutnya. Dengan begitu, diharapkan pembaca mampu memahami konteks pengambilan keputusan itu sendiri terlebih dahulu, agar tidak bingung sebelum terjun ke konteks pembahasan yang lebih luas. 

B. LINGKUNGAN EKSTERNAL : KENDALA DAN TANTANGANNYA 

Pada bagian ini , penulis ingin menunjukkan bagaimana kekuatan di lingkungan memainkan peran utama dalam membentuk dan membatasi tindakan para manajer.

Istilah lingkungan mengacu pada institusi atau kekuatan yang berada di luar organisasi dan berpotensi mempengaruhi kinerja organisasi. Alasan pentingnya lingkungan adalah karena tidak semua lingkungan itu sama. Mereka berbeda berdasarkan tingkat ketidakpastian lingkungan (environmental uncertainty). Ketidakpastian lingkungan mengacu pada tingkat perubahan dan kompleksitas lingkungan organisasi. Dari sini, ketidakpastian lingkungan dapat dibagi menjadi 2 aspek, yakni degree of change dan degree of environmental complexity, seperti yang bisa dilihat pada gambar ke-2 berupa matriks. 

Gambar II, Sumber : Management, Global Edition (15th edition) 
Gambar II, Sumber : Management, Global Edition (15th edition) 

Degree of change mengacu jika komponen dalam lingkungan suatu organisasi sering berubah, maka itu adalah lingkungan yang dinamis. Jika perubahannya minimal, maka perubahannya stabil. Lingkungan yang stabil ditandakan dengan lingkungan yang tidak memiliki pesaing baru, sedikit terobosan teknologi dari pesaing yang ada, sedikit aktivitas kelompok penekan untuk mempengaruhi organisasi, dan seterusnya. Sementara degree of environmental complexity melihat jumlah komponen dalam lingkungan organisasi dan sejauh mana pengetahuan yang dimiliki organisasi tentang komponen tersebut. Sebuah organisasi dengan lebih sedikit pesaing, pelanggan, pemasok, lembaga pemerintah, dan sebagainya menghadapi lingkungan yang tidak terlalu kompleks dan tidak menentu. Kompleksitas juga diukur berdasarkan pengetahuan yang dibutuhkan organisasi tentang lingkungannya. 

Bagaimana konsep ketidakpastian lingkungan mempengaruhi manajer?

Berdasarkan matrix tersebut, pasti pertanyaan yang muncul di benak beberapa pembaca adalah bagaimana konsep ketidakpastian lingkungan mempengaruhi manajer? Jawabannya bisa kita lihat pada gambar II di atas. Masing-masing dari empat sel mewakili kombinasi tingkat kompleksitas dan tingkat perubahan yang berbeda. Sel 1 (lingkungan stabil dan sederhana) mewakili tingkat ketidakpastian lingkungan terendah dan Sel 4 (lingkungan dinamis dan kompleks), tertinggi. Tidak mengherankan, manajer mempunyai pengaruh paling besar terhadap hasil organisasi di Sel 1 dan pengaruh paling kecil di Sel 4. Karena ketidakpastian menimbulkan ancaman terhadap efektivitas organisasi, manajer berusaha meminimalkannya. Jika diberi pilihan, manajer akan memilih lingkungan yang pasti-pasti saja, supaya hasil akhirnya lebih bisa diprediksi. 

Manajemen Mengelola Lingkungan

Seperti yang telah kita lihat, organisasi tidak berdiri sendiri atau mandiri. Mereka berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Organisasi bergantung pada lingkungannya sebagai sumber input dan penerima output. Organisasi juga harus mematuhi undang-undang dan peraturan serta menanggapi kelompok yang menentang tindakan organisasi. Meskipun lingkungan membatasi para manajer, hal ini tidak sepenuhnya mengikat mereka. Untuk mengurangi kendala-kendala ini dan mendapatkan kendali atas lingkungan mereka, manajer dapat mengidentifikasi konstituen eksternal utama dan membangun hubungan dengan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun