Mohon tunggu...
Lia Melankolia
Lia Melankolia Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Tulis, tulis, dan tulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sibuk atau Produktif, Kamu yang Mana?

11 September 2023   19:20 Diperbarui: 11 September 2023   20:05 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja kantor yang beristirahat | pexels.com/Andrea Piacquadio

Istirahat yang cukup

Ilustrasi pekerja kantor yang beristirahat | pexels.com/Andrea Piacquadio
Ilustrasi pekerja kantor yang beristirahat | pexels.com/Andrea Piacquadio

Terlalu banyak bekerja memang kesannya, selalu produktif dan selalu menghasilkan hasil yang ingin dicapai. Anggapan ini bermula ketika kesuksesan diraih dengan kerja keras, dengan dedikasi yang tinggi. Terlalu lama bekerja bahkan bisa gila kerja itu namanya hustle culture. Hustle culture ini diperkenalkan oleh tokoh terkenal seperti Elon Musk, Jeff Bezos, dan Jack Ma.

Menurut Jeanne Hoffman, psikolog dari University of Washington, terlalu lama bekerja keras pada akhirnya dapat mengurangi kreativitas seseorang. Meskipun kita selalu bergairah untuk selalu kerja, kerja dan kerja! 

Pada akhirnya, tubuh kita sendiri memiliki batasnya. Sadar, tidak sadar tubuh kita memberikan sinyal sedang kelelahan. Pikiran yang kita tanamkan, memang kadang akan tidak sinkron bahkan bertolak belakang dengan tubuh. Ya, meskipun kita menanamkan pikiran yang positif, selalu semangat untuk bekerja. Alias sibuk kerja. 

Ketika melakukan pekerjaan penting sekali untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Karena istirahat dapat meningkatkan produktivitas para pekerja. Manfaat yang terkandung dalam istirahat ialah dapat memberikan jeda waktu untuk lepas dari stress dan burnout akibat pekerjaan.

Jangan perlu merasa bersalah, menganggap kalau jeda sedikit saja sebagai pemalas, padahal untuk istirahat dari pekerjaan. Penting sekali sebagai pekerja, kita bisa membagi ruang antara pekerjaan dengan privasi. Pekerjaan ya pekerjaan. Privasi, ya privasi. Tidak bisa dicampur adukan, dan juga tidak bisa saling ngasih solusi kalau ada masalah baik di bagian pekerjaan maupun ranah privasi. 

Tentunya, nikmat sehat dan waktu luang adalah privilege sesungguhnya bagi kita untuk bisa produktif dalam bekerja yang sibuk yang menuntut kita. Jadi, kamu akan terus-terusan bekerja sibuk atau bekerja produktif, pilihan tetap ada dalam tanganmu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun