Masalah sampah menjadi perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat yang ada di Provinsi Bali, hari ke hari jumlah sampah terus meningkat dan kurangnya kesadaran untuk mengolah sampah dari masyarakat.
Atas dasar itulah, tim pengabdian kegiatan masyarakat (PKM) Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar yang dikomandoi Dosen Fakultas Teknik Unmas Denpasar Ir. I Putu Agus Putra Wirawan, S.T., M,T,. mencoba untuk memberikan edukasi terkait pemilahan dan pengolahan sampah.
Upaya ini, merupakan salah satu program kerja tim pengabdian kegiatan masyarakat (PKM) Unmas Denpasar di Desa Mengwi dari bidang Membangun Desa yang dipilih oleh I Made Dipta Rananda (FEB/Manajemen 2020), I Ketut Manuaba Bintang Saputra (FEB/Manajemen 2020), Godlief Anjas Lay Bole (FBA/Sastra Inggris 2020), I Komang Budiarsa (FEB/Manajemen 2020), Katrina Viviani Jaya (FBA/Sastra Inggris 2020).
Sosialisasi cara pemilahan sampah dan penguraian sampah organik dengan Maggot diikuti oleh perwakilan dari masing - masing banjar dan TPST di Desa Mengwi. Sebelum PKM dilaksanakan, tim sudah melakukan observasi terlebih dahulu, dan ternyata disini (Desa Mengwi), banyak di temukan sampah organik seperti sayuran, buah - buahan dan lain - lain baik dari Pasar Induk Mengwi dan limbah rumah tangga.
Edukasi terkait pemilahan sampah organik dan non-organik sangat penting dilakukan. Pemilahan yang dimaksud adalah proses pemisahan antara sampah organik dan non-organik pada sumbernya, serta pengelompokan dan penyimpanan keduanya pada wadah yang berbeda agar mudah didaur ulang atau diolah secara terpisah. Dengan melakukan pemilahan sampah ini, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif pembuangan sampah yang salah terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup kita. Pemilahan sampah organik dan non-organik juga dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan menghemat sumber daya. Oleh karena itu, pemilahan sampah merupakan tindakan yang penting untuk dilakukan oleh masyarakat demi menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Â
Berikut adalah cara memilah sampah organik dan non-organik : Kenali jenis sampah organik dan non-organik, pisahkan sampah organik dan non-organik pada sumbernya, gunakan wadah berbeda untuk menyimpan sampah organik dan non-organik, tempatkan wadah sampah organik di area yang terpisah dari wadah sampah non-organik, Pastikan untuk tidak mencampurkan sampah organik dan non-organik. Hal ini penting untuk menghindari pencemaran lingkungan dan memudahkan proses daur ulang.
Setelah melakukan pemilahan sampah, kemudian sampah organik, dapat diurai menggunakan maggot selain dimanfaatkan melalui pengomposan. Cara penguraiaan sampah organik dengan maggot terbilang mudah, cukup cacah sampah organik, kemudian masukan kedalam kotak yang telah disiapkan, dan taruh maggot di atas cacahan sampah tersebut.
BSF (Hermetia Illucens) adalah sejenis lalat berwarna hitam yang larvanya (maggot) mampu mendegradasi sampah organik. Maggot atau belatung yang dihasilkan dari telur lalat hitam (BSF) sangat aktif memakan sampah organik.
Manfaat dari maggot yaitu sebagai pengurai sampah dari bahan organik, sebagai pakan hewan ternak, sebagai pupuk, dan maggot bisa dibudidayakan sehingga menjadi sebagai penghasilan baru.
Selain itu, maggot yang sudah menjadi prepupa (proses metamorphosis sebelum menjadi lalat) maupun bangkai lalat BSF masih bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena kaya protein. Kepompongnya juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sehingga dalam proses budidayanya tidak menghasilkan sampah baru.
Sehingga sampah yagng notabenenya merupakan hal yang sangat berpotensi menimbulkan pencemaran, dapat juga dapat digunakan sebagai hal yang bermanfaat baik sampah organik maupun non organik.
Di Desa Mengwi hingga sekarang, maggot ini masih belum terlalu dikenal di kalangan masyarakat, namun pemanfaatan maggot sangat bisa digunakan di desa ini. Karena kenapa ? Karena desa ini memiliki banyak potensi untuk dapat berkembang menjadi besar.
BSF atau larva Maggot merupakan hewan yang sangat fungsional, mudah digunakan atau dimanfaatkan..
Setiap bisa membudidayakan hewan ini dengan mudah. Karena alat maupun bahan – bahan penunjang yang digunakan pun sederhana dan banyak tersedia di sekitar kita. Pembuatan produk ini hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, serta sampah organik sayur dan buah.
Setelah kegiatan sosialisasi selesai, kami juga melakukan pendampingan terhadap masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam pemilahan sampah dan budidaya maggot untuk pemilahan sampah organik.
Selain kegiatan tersebut, terdapat juga kegiatan penyerahan dan pemasangan poster cara pembibitan maggot yang diserahkan dan di pasang di TPST Mengwi.
Terkait tujuan kegiatan, yaitu untuk  mempermudah memberikan informasi mengenai cara memilah sampah dan membudidayakan maggot yang diharapkan dapat mengurangi limbah sampah organik di Desa Mengwi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H