Selain itu, maggot yang sudah menjadi prepupa (proses metamorphosis sebelum menjadi lalat) maupun bangkai lalat BSF masih bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena kaya protein. Kepompongnya juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sehingga dalam proses budidayanya tidak menghasilkan sampah baru.
Sehingga sampah yagng notabenenya merupakan hal yang sangat berpotensi menimbulkan pencemaran, dapat juga dapat digunakan sebagai hal yang bermanfaat baik sampah organik maupun non organik.
Di Desa Mengwi hingga sekarang, maggot ini masih belum terlalu dikenal di kalangan masyarakat, namun pemanfaatan maggot sangat bisa digunakan di desa ini. Karena kenapa ? Karena desa ini memiliki banyak potensi untuk dapat berkembang menjadi besar.
BSF atau larva Maggot merupakan hewan yang sangat fungsional, mudah digunakan atau dimanfaatkan..
Setiap bisa membudidayakan hewan ini dengan mudah. Karena alat maupun bahan – bahan penunjang yang digunakan pun sederhana dan banyak tersedia di sekitar kita. Pembuatan produk ini hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, serta sampah organik sayur dan buah.
Setelah kegiatan sosialisasi selesai, kami juga melakukan pendampingan terhadap masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam pemilahan sampah dan budidaya maggot untuk pemilahan sampah organik.
Selain kegiatan tersebut, terdapat juga kegiatan penyerahan dan pemasangan poster cara pembibitan maggot yang diserahkan dan di pasang di TPST Mengwi.
Terkait tujuan kegiatan, yaitu untuk  mempermudah memberikan informasi mengenai cara memilah sampah dan membudidayakan maggot yang diharapkan dapat mengurangi limbah sampah organik di Desa Mengwi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H